Bojonegoro (Antara Jatim) - Tim "Rescue" DPW Perindo Jawa Timur, melakukan pengasapan sekitar 300 rumah di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, untuk membasmi nyamuk aedes aigypti penyebab demam berdarah dengue (DBD), Sabtu.
Ketua Tim "Rescue" DPW Perindo Jatim, Suci Rakhmawati dalam release yang diterima Antara mengatakan, bakti sosial ini merespon permintaan warga untuk memberantas nyamuk aedes aegypti. Pelaksanaan pengasapan dilakukan di pemukiman warga RT 20-22/ RW 005 di Desa Sukorejo.
Warga di lingkungan setempat, lanjut dia, mengajukan permintaan pengasapan karena takut dengan cuaca yang tidak menentu akan memicu munculnya penyakit DBD.
"Hari ini kita melakukan pengasapan sekitar 300 rumah di Desa Sukorejo," ucapnya.
Menurut Suci, pengasapan yang dilakukan itu sebagai bentuk kepedulian partainya, karena hampir di seluruh daerah di Jawa Timur, juga dilakukan hal yang sama yaitu kegiatan pengasapan untuk membasmi nyamuk aedes aegypti.
Pengasapan juga akan dilakukan di rumah warga di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro.
"Pada hari yang sama, Rescue Perindo juga melakukan pengasapan di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kota Magelang, Jawa Tengah," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Selain pengasapan, lanjut dia, Rescue Perindo juga membersihkan lingkungan bersama warga dan memberikan penyuluhan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
"Ini penting dilakukan sebagai langkah konkret tidak memberi ruang bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak," katanya.
Di Desa Sukorejo, lanjut Suci, Rescue DPW Perindo Jatim memberikan pendidikan kepada warga dengan berdialog terkait berbagai upaya menjaga kesehatan dan menjaga lingkungan.
"Edukasi dilakukan dari rumah ke rumah. Hal ini ternyata cukup efektif ketimbang memberikan pengarahan dengan cara ceramah yang dipusatkan dalam satu titik," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, memberikan pendidikan dan pemahaman masyarakat akan kondisi lingkungan dan bahaya penyakit ini sebenarnya lebih efektif dalam rangka mengantisipasi penyakit DBD.
”Kami sangat bersyukur, Rescue Perindo datang kesini dan melakukan pengaspan. Karena memang kami yang meminta agar daerah kami dilakkukan pengasapan,” kata seorang warga Desa Sukorejo, Totok (33).
Selama ini, kata dia, penyakit DBD sudah kerap merenggut korban warga, mulai usia tua, muda, bahkan balita juga menjadi sasaran serangan penyakit DBD.
"Sudah banyak yang menjadi korban. Bahkan hampir setiap tahun warga terkena serangan DBD," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Ketua Tim "Rescue" DPW Perindo Jatim, Suci Rakhmawati dalam release yang diterima Antara mengatakan, bakti sosial ini merespon permintaan warga untuk memberantas nyamuk aedes aegypti. Pelaksanaan pengasapan dilakukan di pemukiman warga RT 20-22/ RW 005 di Desa Sukorejo.
Warga di lingkungan setempat, lanjut dia, mengajukan permintaan pengasapan karena takut dengan cuaca yang tidak menentu akan memicu munculnya penyakit DBD.
"Hari ini kita melakukan pengasapan sekitar 300 rumah di Desa Sukorejo," ucapnya.
Menurut Suci, pengasapan yang dilakukan itu sebagai bentuk kepedulian partainya, karena hampir di seluruh daerah di Jawa Timur, juga dilakukan hal yang sama yaitu kegiatan pengasapan untuk membasmi nyamuk aedes aegypti.
Pengasapan juga akan dilakukan di rumah warga di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro.
"Pada hari yang sama, Rescue Perindo juga melakukan pengasapan di Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kota Magelang, Jawa Tengah," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Selain pengasapan, lanjut dia, Rescue Perindo juga membersihkan lingkungan bersama warga dan memberikan penyuluhan untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
"Ini penting dilakukan sebagai langkah konkret tidak memberi ruang bagi nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak," katanya.
Di Desa Sukorejo, lanjut Suci, Rescue DPW Perindo Jatim memberikan pendidikan kepada warga dengan berdialog terkait berbagai upaya menjaga kesehatan dan menjaga lingkungan.
"Edukasi dilakukan dari rumah ke rumah. Hal ini ternyata cukup efektif ketimbang memberikan pengarahan dengan cara ceramah yang dipusatkan dalam satu titik," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, memberikan pendidikan dan pemahaman masyarakat akan kondisi lingkungan dan bahaya penyakit ini sebenarnya lebih efektif dalam rangka mengantisipasi penyakit DBD.
”Kami sangat bersyukur, Rescue Perindo datang kesini dan melakukan pengaspan. Karena memang kami yang meminta agar daerah kami dilakkukan pengasapan,” kata seorang warga Desa Sukorejo, Totok (33).
Selama ini, kata dia, penyakit DBD sudah kerap merenggut korban warga, mulai usia tua, muda, bahkan balita juga menjadi sasaran serangan penyakit DBD.
"Sudah banyak yang menjadi korban. Bahkan hampir setiap tahun warga terkena serangan DBD," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017