Bojonegoro, (Antara Jatim) - Objek wisata minyak "The Little Teksas" Wonocolo di Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik (wisdom), namun juga mulai dikunjung wisatawan mancanegara (wisman) sejak dibuka 27 April 2016.

Petugas Rumah Singgah Objek Wisata minyak "The Little Teksas" Wonocolo, Bojonegoro Ibram Nurdiansyah, Minggu, menjelaskan pengunjung di rumah singgah di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, tercatat 10 wisman, di antaranya dari Jerman, Kanada dan Amerika Serikat.

"10 wisman itu yang berkunjung di rumah singgah sejak objek wisata dibuka. Wisman yang langsung ke lokasi lapangan sumur minyak tua jumlahnya cukup banyak," kata dia.

Pengunjung wisman di objek wisata minyak di daerah setempat, kata dia, sebagian besar dari wisman umum yang tujuannya melihat-lihat, juga mengambil foto kegiatan penambangan sumur minyak tua.

Di Desa Wonocolo, Hargomulyo, dan Mbeji, Kecamatan Kedewan, tercatat ada sekitar 700 titik sumur minyak baik sumur lama maupun baru.

Namun, lanjut dia, pengunjung dari kalangan mahasiswa baik dari dalam negeri, antara lain, ITB, UPN "Veteran" Yogyakarta, juga rombongan mahasiswa perminyakan dari Timor Leste karena ingin belajar secara langsung melihat penambangan minyak tradisional.

"Kalau mahasiswa sebagian besar karena belajar terkait perminyakan," tuturnya, menjelaskan.

Dari data yang ada, katanya, jumlah pengunjung di objek wisata The Little Teksas Wonocolo sejak dibuka sebagai kawasan objek wisata lebih dari 2.100 pengunjung, baik wisdom maupun wisman.

Di rumah singgah objek wisata sumur minyak tua, kata dia, menampilkan film dokumenter terkait penambangan minyak di kawasan setempat yang pada awalnya ditarik dengan tenaga manusia dengan durasi 3 menit.

Tetapi, ada juga film dokumenter terkait perencanaan pengembangan desa wisata sumur minyak tua dengan durasi sekitar 13 menit.

Selain itu, di rumah singgah juga dilengkapi dengan sejumlah foto dokumenter di zaman dulu terkait penambangan sumur minyak tua, maket kawasan sumur minyak, maket lapisan tanah yang mengambarkan potensi minyak di kawasan setempat, juga sejumlah fosil binatang purba.

"Masyarakat di Kecamatan Kedewan sudah membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang menangani objek wisata di sini, tetapi belum jalan," ucapnya.

Warga yang tergabung di dalam pokdarwis, lanjut dia, masih memilih bekerja di penambangan sumur minyak tua karena perolehan penghasilannya lebih besar.

"Warga yang tergabung dalam pokdarwis masih beranggapan bekerja di penambangan sumur minyak lebih mudah memperoleh uang," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pengunjung ke lokasi objek wisata baik wisdom maupun wisman tidak dikenai karcis masuk, kecuali pengunjung yang datang ke rumah singgah.

"Pengunjung yang datang ke rumah singgah juga tidak wajib membayar, karena tarif yang terpasang Rp5.000 per pengunjung itu tidak wajib," ucapnya.(*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017