Situbondo (Antara Jatim) - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Situbondo Muhammad Sifa mengatakan proses pencetakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-E) seringkali terkendala gangguan server (jaringan).
"Gangguan server proses pencetakan KTP-E ini tidak hanya terjadi di pelayanan kantor kami, namun juga terjadi di sejumlah kecamatan juga mengalami hal yang sama. Namun demikian tim dari pusat sudah turun untuk memperbaiki jaringannya," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Akibat kerap terjadinya gangguan jaringan, lanjut dia, proses pencetakan kartu identitas diri tersebut terganggu dan sebagian besar masyarakat masih tetap menggunakan surat keterangan domisili (Suket) sebagai pengganti KTP-E.
Ia mengemukakan bahwa pada pertengahan April 2017 telah mendapatkan pendistribusian 10 ribu blangko KTP-E dari Kementerian Dalam Negeri RI, akan tetapi jumlah tersebut dinilai masih belum bisa mencukupi.
"Di Situbondo blangko yang dibutuhkan sebenarnya sekitar 35 ribu, oleh karenanya masih kurang 25 ribu blangko dan kami masih menunggu informasi dari Kementerian Dalam Negeri terkait kapan akan didistribusikan lagi kekurangannya," katanya.
Menurut Sifa, tidak ada penjelasan secara detail dari Kemendagri RI yang hanya mendistribusikan 10 ribu blangko dan tidak sesuai sesuai kebutuhan sebanyak blangko 35 ribu di Situbondo.
Ia mengatakan, untuk sementara dari 10 ribu blangko tersebut pihaknya memprioritaskan pencetakan KTP-E bagi masyarakat yang sudah melakukan perekaman terlebih dahulu dan sudah siap cetak, sedangkan yang baru melakukan perekaman tetap menggunakan surat keterangan domisili.
"Karena sering terjadi gangguan jaringan selama ini, pencetakan KTP-E dari 10 ribu blangko itu sampai saat ini baru terpakai atau sudah cetak jadi KTP elektronik sekitar dua ribu," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Gangguan server proses pencetakan KTP-E ini tidak hanya terjadi di pelayanan kantor kami, namun juga terjadi di sejumlah kecamatan juga mengalami hal yang sama. Namun demikian tim dari pusat sudah turun untuk memperbaiki jaringannya," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Akibat kerap terjadinya gangguan jaringan, lanjut dia, proses pencetakan kartu identitas diri tersebut terganggu dan sebagian besar masyarakat masih tetap menggunakan surat keterangan domisili (Suket) sebagai pengganti KTP-E.
Ia mengemukakan bahwa pada pertengahan April 2017 telah mendapatkan pendistribusian 10 ribu blangko KTP-E dari Kementerian Dalam Negeri RI, akan tetapi jumlah tersebut dinilai masih belum bisa mencukupi.
"Di Situbondo blangko yang dibutuhkan sebenarnya sekitar 35 ribu, oleh karenanya masih kurang 25 ribu blangko dan kami masih menunggu informasi dari Kementerian Dalam Negeri terkait kapan akan didistribusikan lagi kekurangannya," katanya.
Menurut Sifa, tidak ada penjelasan secara detail dari Kemendagri RI yang hanya mendistribusikan 10 ribu blangko dan tidak sesuai sesuai kebutuhan sebanyak blangko 35 ribu di Situbondo.
Ia mengatakan, untuk sementara dari 10 ribu blangko tersebut pihaknya memprioritaskan pencetakan KTP-E bagi masyarakat yang sudah melakukan perekaman terlebih dahulu dan sudah siap cetak, sedangkan yang baru melakukan perekaman tetap menggunakan surat keterangan domisili.
"Karena sering terjadi gangguan jaringan selama ini, pencetakan KTP-E dari 10 ribu blangko itu sampai saat ini baru terpakai atau sudah cetak jadi KTP elektronik sekitar dua ribu," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017