Surabaya (Antara Jatim) - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) mengajari belasan mahasiswa asal Jepang dan Taiwan mengolah makanan dengan berbahan durian di kampus setempat, Kamis.

Belasan mahasiswa asing itu terdiri dari delapan mahasiswa serta dosen asal Osaka Institute of Technology (OIT) Jepang dan enam mahasiswa dan dosen dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).

"Kedatangan mereka sebagai bagian kerja sama antara UKWMS dengan NTUST dan OIT dalam melaksanakan sistem pembelajaran problem based learning (PBL) selama lima hari," kata Dekan Fakultas Teknik UKWMS Suryadi Ismadji.

Dalam acara yang mengangkat tema "Exploring the Potentials of Indonesian Indigenous Crops for the Benefits of Mankind" itu kata Suryadi, nantinya akan dilakukan praktikum pembelajaran teknologi pengolahan pangan menggunakan bahan baku durian. Mulai dari wine durian, kue sus durian, ketan durian hingga klappertart, prol hingga es teller durian.

“Kami memang punya ‘agenda' membuat mereka semua mabuk durian,” kata dia.

Meskipun diawali dengan santai, acara PBL kali ini akan menjadi ajang pembelajaran bersama mengenai teknologi bebas limbah yang sejak beberapa tahun belakangan menjadi fokus beberapa penelitian di Jurusan Teknik Kimia UKWMS.

Dekan FTP UKWMS Thomas Indarto Putut Suseno mengungkapkan Kesempatan ini juga dijadikan sebagai pengenalan kebudayaan Indonesia.

“Kami akan melakukan prosesi perarakan tiga buah tumpeng nasi kuning yang melambangkan tiga negara dan satu tampah berisi pisang raja. Mereka yang bertugas mengusung tumpeng akan mengenakan pakaian tradisional dan saat berjalan mereka akan diiringi dengan alunan gending Kebo Giro,” ucapnya.

Pada saat prosesi nanti, lanjut dia juga akan dijelaskan tentang makna serta filosofi di balik tumpeng yang disajikan, maupun penggunaan pisang raja dalam acara-acara kebudayaan di Indonesia. Selain itu, agar bisa semakin melekat dalam kenangan, seluruh peserta acara tidak akan menggunakan piring maupun sendok.

“Nanti kami akan ajarkan mereka serunya makan menggunakan pincuk daun pisang sebagai alas dan suru untuk menyendok nasi serta lauknya,” ujar Thomas.

Mahasiswa NTUTS Taiwan Shen Hsiao Cheng mengungkapkan dirinya pernah menjumpai durian di Taiwan. Dia menambahkan pernah sesekali mencoba durian yang dijual di supermarket. Hanya saja ia belum pernah mencoba beragam varian makanan yang beraroma durian.

“Rasanya tidak buruk, pastinya seru kalau bisa ikut membuat makanan dengan bahan durian,” katanya.

Sementara itu Mahasiswa OIT Jepang Erika Nakamoto mengatakan belum pernah melihat durian di negaranya. Ia juga tidak begitu menyukai bau durian yang menyengat. “Mencium baunya sudah tidak suka,saya nggak berani mencoba,”  katanya.(*)
Video oleh : Willy I
 

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017