Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 120 orang tenaga kerja konstruksi mengikuti program pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi agar berkompeten di bidangnya sekaligus memiliki daya saing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Masih terdapat 1,5 juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia yang belum tersertifikasi sehingga dibutuhkan pelatihan untuk menunjang pekerjaan mereka," ujar Marketing Service Manager PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kelvin Tjender, di sela program "Sekolah Tukang Semen Tiga Roda" (Setara) di Surabaya, Kamis.
Selain memperoleh sertifikasi, kata dia, tujuan diselenggarakannya program tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tenaga konstruksi di Indonesia agar setara dengan tenaga terampil dari negara lain yang sudah tersertifikasi.
Tidak itu saja, usai pelatihan juga tenaga kerja konstruksi akan memiliki nilai lebih, profesional, berkualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dalam membangun kehidupan bermutu.
Peserta tidak hanya mendapat pengatahuan di bidang keterampilan konstruksi, namun pelatihan mengenai perundang-undangan jasa konstruksi, praktik kesehatan dan keselamatan kerja (K3), manajemen konstruksi, perencanaan anggaran biaya dan pengajuan tender, kewirausahaan serta aplikasi produk terkini dalam dunia konstruksi.
Selaku penyelenggara, pihaknya menargetkan hingga 2020, sebanyak 10.000 orang tersertifikasi sehingga mampu membantu pemerintah memperbanyak tenaga kerja konstruksi yang berkompeten dan diakui.
Pada kesempatan tersebut, Balai Jasa Kontruksi Wilayah IV Surabaya, Indro Pantja Pramodo, menyampaikan bahwa sebanyak 750 ribu tenaga kerja konstruksi ditergetkan tersertifikasi hingga 2019.
Dari jumlah itu, rinciannya sebanyak 50 ribu insinyur tersertifikasi, kemudian 200 ribu teknisi, serta 500 ribu dari tenaga terampil.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, lanjut dia, dibantu berbagai lembaga seperti perguruan tinggi, Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) dan berbagai perusahaan produsen bahan bangunan.
"Jika mereka tersertifikasi maka tidak hanya dapat bekerja di Indonesia, melainkan di di luar negeri. Buktikan kepada dunia bahwa tenaga kerja konstruksi dari Indonesia berdaya saing di kancah internasional, terutama di era MEA sekarang," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016