Bojonegoro (Antara Jatim) - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto meminta warganya tidak putus sekolah, namun bisa melanjutkan pendidikan di SLTA karena pemerintah kabupaten (pemkab) memberikan bantuan pendidikan Rp2 juta per siswa.
    
"Kami minta orang tua tidak melarang anaknya melanjutkan pendidikan tingkat SLTA karena ada bantuan biaya pendidikan Rp2 juta per siswa," katanya dalam acara "Grebeg Berkah Jonegaran" di Bojonegoro, Kamis.
    
Dengan demikian, ia juga meminta orang tua tidak segera menikahkan anaknya yang baru lulus SLTP agar tetap bisa melanjutkan pendidikan tingkat SLTA.
    
"Kami minta kepala desa (kades) juga mempersulit permintaan orang tua yang akan menikahkan anaknya yang masih remaja," tuturnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan pemkab menaikkan bantuan biaya pendidikan siswa SLTA yang tahun lalu Rp500 ribu per siswa menjadi Rp2 juta per siswa sebagai usaha menekan angka putus sekolah.
    
Adanya kenaikan biaya bantuan pendidikan itu membawa hasil meningkatnya angka partisipasi sekolah tingkat SLTA menjadi 90 persen, yang sebelumnya tahun lalu hanya 67 persen.
    
"Siswa lainnya sebesar 10 persen itu tidak meneruskan pendidikan ke jenjang SLTA karena sebagian besar ya menikah," ujarnya menegaskan.
    
Pada kesempatan itu ia juga meminta warganya meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bencana banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang juga tanah longsor, selama musim hujan tahun ini.
    
"Berdasarkan prakiraan untuk tiga bulan ke depan Oktober, November dan Desember, akan terjadi curah hujan tinggi. Oleh karena itu warga harus mewaspadai datangnya bencana banjir," tandasnya.
    
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Suyanto, menjelaskan arak-arakan dalam acara "Grebeg Berkah Jonegaran" berupa sejumlah tumpeng besar dari hasil bumi.
    
Rinciannya satu tumpeng hasil bumi besar ditambah 28 tumpeng hasil bumi dari kecamatan di daerahnya."Hasil bumi yang menjadi hiasan di tumpeng merupakan hasil pertanian di wilayahnya masing-masing," ucapnya.
    
Selain itu, lanjut dia, desa di 430 desa/kelurahan di daerahnya masing-masing membawa empat tumpeng nasi "kabuli" yang dimakan bersama.
    
"Acara "Grebeg Berkah Jonegaran" selain menandai rasa sukur masyarakat juga sebagai usaha menarik wisatawan," tambahnya.  (*)



Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016