Madiun (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun menilai laju inflasi pada bulan Juni 2016 di wilayah setempat tergolong terkendali meski sejumlah harga bahan pokok selama Ramadhan mengalami kenaikan cukup signifikan.
Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian, Kamis, mengatakan, inflasi bulan Juni 2016 Kota Madiun mencapai 0,27 persen.
"Laju inflasi terkendali, 'lempeng-lempeng' saja seiring berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah," ujar Bastian kepada wartawan.
Menurut dia, sejumlah hal yang dilakukan tersebut di antaranya, operasi pasar beberapa kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu.
"Komoditas lainnya yang dijual di operasi pasar adalah bawang merah, bawang putih dengan melibatkan lembaga terkait seperti bulog dan pemda," kata dia.
Sisi lain, tidak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji juga ikut menekan laju inflasi di Kota Madiun.
"Harga BBM malah cenderung turun. Beda dengan tahun lalu yang menjelang puasa malah naik sehingga mendongkrak inflasi," kata dia.
Hal itu karena kenaikan harga BBM cenderung mendongkrak kenaikan harga kebutuhan pokok, bumbu, sayur-mayur, bahan bangunan, dan lainnya.
Ia mengatakan, kenaikan harga BBM pada tahun lalu memicu inflasi bulan Juni yang mencapai 0,32 persen. Angka itu kemudian naik di bulan Juli 2015 yang mencapai 0,83 persen yang bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Data BPS setempat mencatat, Kabupaten Banyuwangi mengalami inflasi tertinggi dari delapan kota/kabupaten penghitung inflasi di bulan Juni 2016 sebesar 0,73 persen.
Posisi berikutnya diikuti Kota Surabaya sebesar 0,69 persen, Sumenep sebesar 0,65 persen, Kota Malang sebesar 0,63 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen, Kabupaten Jember sebesar 0,28 persen, Kota Madiun sebesar 0,27 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,16 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016