Bojonegoro (Antara Jatim) - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut nyawa lima warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 193 penderita sejak 1 Januari sampai Februari, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Sunhadi, di Bojonegoro, Kamis.
     
Sesuai data, katanya, dari 193 kasus DBD, selama Januari sampai Februari itu, di antaranya, korban meninggal warga Desa Kolong, Kecamatan Ngasem, Desa Pandanwangi, Kecamatan Sumberrejo dan Desa Beton, Kecamatan Kedungadem.
     
"Penyebaran DBD di daerah kami tahun ini, terbanyak di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo, Kedungadem dan Sugihwaras," jelasnya.
     
Meski ada korban meninggal dunia, menurut dia, dinkes belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) dalam menghadapi penyakit DBD, sebab penetapan status KLB bukan berdasarkan jumlah korban meninggal dunia. 
     
Penetapan KLB DBD, katanya, katanya, berdasarkan jumlah kasus DBD yang meningkat dua kali lipat dibandingkan jumlah penderita DBD tahun lalu.
     
"Kalau jumlah penderita DBD sekarang dua kali lipat di bandingkan tahun lalu, statusnya masuk KLB," katanya, menegaskan.
     
Data di Dinkes, tahun lalu tercatat sebanyak 485 kasus DBD, di antaranya, enam penderita meninggal dunia.
     
Mengantisipasi penyebaran penyakit  DBD di daerahnya,katanya, telah dilakukan pengasapan di sejumlah lokasi. 
     
"Dinkes sudah banyak melakukan pengasapan di sejumlah lokasi yang ditemukan kasus DBD," ucapnya, menegaskan.
     
Hanya saja, menurut dia, pengasapan bukanlah merupakan pilihan utama dalam pemberantasan penyebaran nyamuk "aedes aegypti", yang menjadi penyebab DBD, sebagaimana anggapan masyarakat.
     
"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, tapi tidak membunuh jentiknya," tandasnya. 
     
Oleh karena itu, katanya, pemberantasan nyamuk penyebab DBD yang paling efektif dengan cara memberantas sarang nyamuk melalui gerakan 3M (menguras, menutup dan mengubur).
     
Selain itu, lanjut dia, juga ditambah dengan abatisasi atau menaruh ikan di bak kolam, atau penampungan air.
     
"Pengasapan dari segi anggaran cukup besar, juga tidak efektif memberantas sarang nyamuk," katanya, menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016