Surabaya (Antara Jatim) - Rektor Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Kuncoro Foe mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran untuk memicu seseorang supaya dapat berpikir dan bertindak inovatif (Pedagogi) di era global merupakan kebutuhan utama untuk  sebuah kemajuan. 

"Kita memang sangat membutuhkan tindakan atau pemikiran pedagogi untuk sebuah kemajuan, seperti paradigma lulusan sekolah kejuruan dipandang sebelah mata, namun justru mereka bisa menciptakan berbagai inovasi," katanya dalam acara Temu Enam Negara Demi Pedagogi Indonesia di UKWMS Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan, untuk menumbuhkan mental dan karakter seperti itu, maka harus belajar dari negara lain, seperti negara di Eropa, khususnya pedagogi di bidang pendidikan vokasi atau kejuruan. 

"Pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang termaktub dalam Peraturan Presiden, tertulis jelas bahwa semua pihak terkait, termasuk di dalamnya bisnis dan pemangku kepentingan lainnya, harus secara aktif terlibat selama program pembelajaran," paparnya.

Hal ini, lanjutnya akan membuat pendidikan tinggi dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi global, seperti kemampuan sosial, organisasional, teknikal, komputer, maupun seni, apalagi tahun depan indonesia sudah dihadapkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sumber daya manusia harus dipersiapkan.

"Sebagai anggota dari Association of Southeast and East Asian Catholic Colleges and Universities (ASEACCU), saat ini UKWMS telah membangun jaringan luas dengan berbagai universitas ternama dari seluruh penjuru dunia," jelasnya.

Menurut dia, hal ini dimaksudkan agar perkembangan pendidikan dan metode pembelajaran serta strategi melalui cara offline (luring) maupun online (daring) menjadi salah satu perhatian utama UKWMS.

"Dalam menghadapi globalisasi, UKWMS juga mempersiapkan mahasiswanya melalui peningkatan nilai-nilai kemanusiaan dengan metode pembelajaran berbasis jasa-layanan yang mengantarkan UKWMS menjadi organisator Kickoff Meeting INDOPED-Modernizing Indonesian Higher Education with Tested European Pedagogical Practices," ujarnya. 

Di sisi lain, Pakar di bidang Lifelong Learning (Belajar Sepanjang Hayat) dari Turku University of Applied Sciences (Finlandia), Harri Lappalainen, mengatakan selaku universitas pemrakarsa INDOPED selain pedagogi, juga mengajarkan untuk tetap bekerja keras dan selalu menikmati setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukannya.

"Puluhan tahun yang lalu saat saya mulai bekerja di universitas, atasan saya mengajarkan saya untuk bekerja keras, namun tetap menikmati pekerjaan, sehingga apa yang akan kita lakukan bukanlah hal yang mudah, karena menggabungkan orang-orang dari dua atau bahkan tiga disiplin ilmu berbeda dalam suatu operasional," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015