Kediri (Antara Jatim) - Puluhan pecandu narkotika baik jenis sabu-sabu ataupun pil dobel l ditangani dan dirawat oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kediri, Jawa Timur demi memulihkan dari kecanduan.
"Mereka direhabilitasi sebagai pengguna narkoba, dengan tujuan menyembuhkan mereka," kata Kepala BNN Kota Kediri AKBP Lilik Dewi Indarwati di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, sampai saat ini ada 11 orang yang menjalani rawat inap serta 43 orang yang menjalani rawat jalan. Mereka mengikuti program rehabilitasi dengan mendaftar ke BNN Kota Kediri, dengan harapan bisa sembuh dari kecanduan.
Lilik juga mengatakan, sejumlah pecandu terpaksa dirawat sebab dari hasil rekomendasi tim medis, dianjurkan untuk mendapatkan perawatan. Dari anjuran tim medis itu, BNN Kota Kediri memberi rujukan rumah sakit tempat yang bersangkutan mendapatkan perawatan.
Untuk proses perawatan terutama rawat jalan, menurut dia, memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 bulan. Lamanya proses perawatan, dilakukan untuk memulihkan yang bersangkutan dari kecanduan baik narkotika jenis sabu-sabu ataupun pil dobel l.
"Tapi tergantung klien, semakin ada kesadaran sembuh semakin cepat," ujarnya.
Untuk usia, mengatakan mayoritas adalah usia produktif, antara 18-30 tahun, dengan jenis kelamin baik laki-laki ataupun perempuan. Mereka juga bukan berasal dari Kota Kediri saja melainkan dari berbagai daerah di seluruh wilayah Jatim.
Ia mengatakan, untuk pasien yang mendapatkan rawat inap, lebih mudah pemantauan kesehatannya, sebab mendapatkan pengawasan dari tim medis dan perawat. Namun, hal itu berbeda dengan yang menjalani rawat jalan.
Sementara yang rawat jalan, tambah dia, sengaja lebih melibatkan keluarga. Hal itu dilakukan, sebab tim dari BNN Kota Kediri tidak bisa mengawasi mereka setiap hari, sehingga sengaja melibatkan keluarga untuk pengawasannya.
"Kami juga kunjungan ke rumah, tapi tidak banyak dan setiap hari, jadi kami libatkan keluarga terdekat," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sejak program rehabilitasi digulirkan pada Mei 2015, sampai saat ini klien yang dirawat, baik yang menjalani rawat jalan ataupun rawat inap sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Ia berharap, yang bersangkutan nantinya bisa pulih dari kecanduan narkotika.
Ia juga menargetkan, nantinya klien yang masuk meminta untuk ikut program rehabilitasi bisa lebih banyak dari jumlah yang terdata saat ini. Untuk wilayah Jatim, BNN Provinsi Jatim ditarget bisa menangani sampai 10 ribu klien, dan ia berharap nantinya di BNN Kediri bisa lebih tinggi dari jumlah yang sekarang terdata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Mereka direhabilitasi sebagai pengguna narkoba, dengan tujuan menyembuhkan mereka," kata Kepala BNN Kota Kediri AKBP Lilik Dewi Indarwati di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, sampai saat ini ada 11 orang yang menjalani rawat inap serta 43 orang yang menjalani rawat jalan. Mereka mengikuti program rehabilitasi dengan mendaftar ke BNN Kota Kediri, dengan harapan bisa sembuh dari kecanduan.
Lilik juga mengatakan, sejumlah pecandu terpaksa dirawat sebab dari hasil rekomendasi tim medis, dianjurkan untuk mendapatkan perawatan. Dari anjuran tim medis itu, BNN Kota Kediri memberi rujukan rumah sakit tempat yang bersangkutan mendapatkan perawatan.
Untuk proses perawatan terutama rawat jalan, menurut dia, memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 bulan. Lamanya proses perawatan, dilakukan untuk memulihkan yang bersangkutan dari kecanduan baik narkotika jenis sabu-sabu ataupun pil dobel l.
"Tapi tergantung klien, semakin ada kesadaran sembuh semakin cepat," ujarnya.
Untuk usia, mengatakan mayoritas adalah usia produktif, antara 18-30 tahun, dengan jenis kelamin baik laki-laki ataupun perempuan. Mereka juga bukan berasal dari Kota Kediri saja melainkan dari berbagai daerah di seluruh wilayah Jatim.
Ia mengatakan, untuk pasien yang mendapatkan rawat inap, lebih mudah pemantauan kesehatannya, sebab mendapatkan pengawasan dari tim medis dan perawat. Namun, hal itu berbeda dengan yang menjalani rawat jalan.
Sementara yang rawat jalan, tambah dia, sengaja lebih melibatkan keluarga. Hal itu dilakukan, sebab tim dari BNN Kota Kediri tidak bisa mengawasi mereka setiap hari, sehingga sengaja melibatkan keluarga untuk pengawasannya.
"Kami juga kunjungan ke rumah, tapi tidak banyak dan setiap hari, jadi kami libatkan keluarga terdekat," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sejak program rehabilitasi digulirkan pada Mei 2015, sampai saat ini klien yang dirawat, baik yang menjalani rawat jalan ataupun rawat inap sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Ia berharap, yang bersangkutan nantinya bisa pulih dari kecanduan narkotika.
Ia juga menargetkan, nantinya klien yang masuk meminta untuk ikut program rehabilitasi bisa lebih banyak dari jumlah yang terdata saat ini. Untuk wilayah Jatim, BNN Provinsi Jatim ditarget bisa menangani sampai 10 ribu klien, dan ia berharap nantinya di BNN Kediri bisa lebih tinggi dari jumlah yang sekarang terdata. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015