Blitar (Antara Jatim) - Pasangan suami istri, yang merupakan warga miskin, Purnadi (80) dan Sutiyem (75), asal Desa Bendo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, belum mendapatkan bantuan dana bantuan program simpanan keluarga sejahtera (PSKS) yang dibagikan sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Purnadi mengatakan, untuk program PSKS memang belum mendapatkan. Ia tidak mengetahui mengapa dirinya tidak masuk dalam program itu. "Belum dapat (dana PSKS), hanya raskin yang dapat," katanya kepada wartawan di rumahnya, Rabu. Kondisi keluarga Purnadi memang memprihatinkan. Rumah yang ditinggali dengan istrinya sudah tidak huni. Dinding rumahnya banyak yang sudah rusak. Selain itu, lantai rumahnya juga masih dari tanah. Untuk kebutuhan sehari-hari, Purnadi mengandalkan bantuan dari tetangga. Kedua anaknya sudah meninggal, sementara cucunya yang tinggal di Surabaya, jarang memberi kabar. Kondisi kesehatannya juga sudah tidak baik lagi. Terlebih lagi, istrinya juga menderita sakit komplikasi sejak tiga tahun lalu. Saat ini, istrinya hanya terbaring di atas tempat tidur. Untuk sehari-hari, ia mengandalkan bantuan dari suaminya, yang juga sudah uzur. Sementara itu, Harianto, tetangga Purnadi mengatakan sudah meminta agar perangkat memperhatikan nasib pasangan suami istri itu. Ia prihatin, sebab keduanya memang membutuhkan bantuan. "Tetangga yang selama ini membantu. Anaknya sudah meninggal dunia, dan untuk makan sehari-hari pun, juga dibantu tetangga," kata Purnadi. Perangkat Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Arif Budiman, mengakui jika di daerahnya warga yang mendapatkan bantuan belum merata. Ada warga yang memang miskin dan perlu menerima bantuan ternyata justru tidak mendapatkan, dan sebaliknya warga yang rumahnya bagus justru mendapatkan bantuan. "Program ini memang belum tepat sasaran," kata Arif mengakui. Pihaknya sudah mengajukan masalah ini ke pemerintah daerah. Ia berharap, pada 2015 ada perbaikan data, sehingga warga yang memang seharusnya mendapatkan bantuan, memang mendapatkan haknya. Di Desa Bendo tersebut terdapat 1726 kepala keluarga (KK). Dari jumlah itu, yang mendapatkan dana bantuan hanya 202 KK. Pemerintah telah menetapkan kenaikan harga BBM bersubsidi, dengan kenaikan Rp2.000 per liter. Harga BBM jenis premium naik dari semula Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter, dan solar dari semula Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014