Malang (Antara) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, memastikan proyek saluran drainase bawah tanah ("jacking") di sejumlah titik rawan banjir yang penyelesaiannya molor dari target segera tuntas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan pengawasan Bangunan (DPUPBB) Kota Malang Dr Jarot Edi Sulistyono, Selasa, menegaskan dalam kurun waktu tidak sampai dua bulan proyek ini harus tuntas, apalagi penyelesaiannya juga sudah molor beberapa kali perpanjangan.
"Dua bulan ke depan harus sudah selesai. Kami sudah memberikan dua kali toleransi perpanjangan penyelesaian pada kontraktor, bahkan perpanjangan kedua, kontraktor juga dikenakan denda harian yang nilainya juga tidak sedikit," tegas Jarot.
Proyek pembangunan drainase jacking tersebut dimulai pertengahan 2013 dan dijadwalkan selesai Desember 2013, namun tidak selesai dan Pemkot Malang memberikan toleransi hingga awal Maret 2014, tapi juga tidak selesai, sehingga pemkot memberikan toleransi lagi hingga dua bulan ke depan dan kontraktor dikenakan denda harian sebesar Rp2,34 juta per hari.
Padahal, drainase jacking tersebut untuk mengatasi banjir di sejumlah titik, khususnya di kawasan Gadingkasri, Pisang Candi, Galunggung, Pulosari dan Dieng. Selain itu, juga difungsikan untuk jalur pipa PDAM, kabel (jaringan) listrik serta telekomunikasi.
Proyek gorong-gorong raksasa itu dibangun mulai di sepanjang kawasan Jalan Ijen, Jalan Bondowoso, Jalan Surabaya dan kawasan Dieng. Sesuai detail engineering design (DED), saluran drainase raksasa sepanjang 1.212 meter ini akan menghubungkan Jalan Bondowoso hingga Kali Metro di Jalan Tidar.
Meski mengalami keterlambatan dari target penyelesaian, proyek senilai Rp40,093 miliar yang dikerjakan PT Citra Gading Asritama itu harus dituntaskan dengan baik karena fungsinya yang sangat penting.
Jacking System yang diterapkan di Kota Malang itu diklaim sebagai drainase termodern di Jatim, bahkan di Indonesia baru diterapkan di Bali dan Jakarta. Sistem jacking sepanjang 1.212 meter tersebut dengan membuat drainase melalui pengeboran di dalam tanah sebelum dipasang "boxculvert" dan lubang drainase mencapai 2 meter kali 2,5 meter.
Proyek tersebut merupakan tahap awal untuk mengatasi banjir di lima titik terparah, yakni banjir di Jalan Galunggung, kawasan Gading Kasri, Jalan Pulosari, kawasan Dieng serta jalan menuju Kelurahan Pisang Candi. Dengan adanya sistem itu, air yang menggenang di lima titik langganan banjir itu akan teratasi karena air akan dialirkan ke Kali Metro melalui drainase.
Meski sistem itu pembangunan harus dilakukan di bawah tanah, Jarot memastikan tidak akan mengganggu arus lalu lintas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014