Bojonegoro (Antara Jatim) - Ketua Paguyuban Pekerja Transportasi (PPT) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Parno, Kamis, menghilang yang diduga terkait dengan mogok jalan awak bus jurusan Bojonegoro-Surabaya juga jurusan Malang dalam dua hari ini. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro Iskandar, mengatakan, awak bus antarkota dalam provinsi (AKAP) jurusan Bojonegoro-Surabaya juga ke arah Malang menduga Parno menghilang yang disebabkan diculik pihak tertentu terkait mogok jalan bus. Namun, katanya, dugaan para awak bus itu belum tentu benar, sebab bisa jadi Parno menghilang bukan karena diculik pihak lain. "Para awak bus melapor kepada kepolisian resor (polres) bahwa Parno diculik disebabkan memimpin para awak bus AKAP Bojonegoro mogok jalan dengan tuntutan bus jurusan Semarang masuk Terminal Tambak Osowilangon (TOW) Surabaya," paparnya. Ia mengaku tidak tahu penyebab hilangnya Panor, tetapi jajaran polres juga para awak bus saat ini sedang melakukan pencarian. Sesuai informasi dari keluarganya, jelasnya, Parno dari rumahnya berpamitan kepada istrinya hari ini berangkat bekerja menjalankan busnya, setelah dua hari mogok jalan bersama dengan awak bus lainnya. Oleh karena itu, katnya, kernetnya Cipto sudah memarkir kendaraan bus yang dikemudikan Parno di antrean bus jurusan Bojonegoro-Surabaya di terminal setempat. "Waktunya berangkat ketika saya cari ternyata Parno tidak ada," jelas Cipto, menambahkan. Sebelum itu, menurut Iskandar, sudah ada delapan bus jurusan Bojonegoro-Surabaya yang kembali beroperasi yang dimulai sejak pukul 02.00 WIB. Tapi awak bus lainnya kembali mogok jalan setelah diketahui Parno tidak ada. "Para awak bus lainnya ikut mogok jalan sebagai rasa solidaritas hilangnya Parno," tandasnya. Yang jelas, menurut dia, para awak bus di daerahnya menuntut bus dari arah Semarang, Jawa Tengah (Jateng) yang jumlahnya sekitar 175 bus masuk Terminal TOW Surabaya, bukan masuk Terminal Bungurasih, Sidoarjo. "Saya kurang tahu perkembangan hasil tuntutan awak bus Bojonegoro itu," ujarnya. Mengenai penumpang ke arah Surabaya, ia menjelaskan tetap bisa dilayani dengan naik mobil penumpang umum (MPU) yang tarifnya Rp30.000/penumpang, lebih mahal dibandingkan dengan tarif bus yang hanya Rp18.000/penumpang. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014