Surabaya - Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2012/2013 telah berakhir. Siswa-siswi mulai melihat peluang masuk sekolah-sekolah terbaik di kota Surabaya. Saat ini, sekolah kawasan menjadi sekolah paling banyak dilirik siswa karena kualitasnya yang menjanjikan. Sekolah kawasan dianggap mampu memenuhi kualitas kebutuhan pendidikan sehingga menjadi jujugan para siswa dan orang tua untuk memilihnya. Karena jumlah peminat dan daya tampung yang berbeda, maka untuk bisa masuk sekolah kawasan akan dilakukan seleksi. Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya akan menggunakan dua alat seleksi yang satu sama lain bersifat saling melengkapi, yaitu nilai Ujian Nasional (UN) dan nilai Tes Potensi Akademik (TPA) yang digunakan dalam seleksi masuk sekolah kawasan. Penggunaan dua alat seleksi tersebut akan memberikan peningkatan kualitas seleksi dan diharapkan juga lebih memberikan perasaan keadilan bagi siswa, demikian menurut Seger Handoyo, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Memberikan peningkatan kualitas seleksi karena yang diperhatikan tidak hanya prestasi belajar tetapi juga potensi belajar. Memberikan perasaan keadilan karena potensi juga dinilai, tidak hanya prestasi. Sebagai ilustrasi, siswa yang berasal dari sekolah yang kurang kompetitif bila dibandingkan hanya dari prestasi belajarnya saja, pasti akan kalah dibandingkan dengan anak yang berasal dari sekolah yang sudah maju. Padahal bila “diadu” dalam potensi belajarnya, belum tentu mereka kalah. Jadi prestasi belajar dan potensi belajar akan saling melengkapi sebagai alat seleksi untuk menghasilkan kualitas seleksi yang lebih baik. Semua siswa yang memiliki nilai Unas rata-rata sesuai ketentuan yang ditetapkan, berkesempatan untuk bersaing masuk sekolah kawasan. Dan penilaiannya, TPA memiliki bobot 60%, sedangkan UN memiliki bobot 40%. Seger menuturkan, TPA bertujuan untuk mengukur kemampuan berfikir, yaitu tingkat pemahaman dan penalaran siswa yang berkembang mulai lahir hingga saat tes dilakukan. Sedangkan UN untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran (mapel) sejauh mana penguasaan materi yang telah diajarkan di sekolah, mulai kelas 1 hingga kelas 6 atau kelas 7 hingga kelas 9. Dengan TPA ini, potensi keberhasilan dalam mengukir prestasi menjadi lebih tinggi. Selain itu, TPA bisa meminimalisir terjadinya stres pada siswa dengan tuntutan belajar lebih berat. Karena, siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi akan memiliki proses dan strategi berfikir efektif dan efisien. Siswa lebih mudah mempelajari mapel di sekolah dan menyelesaikan persoalan, sehingga tidak mudah mengalami kecemasan dalam belajar serta memiliki prestasi belajar lebih baik. “TPA bisa memetakan kemampuan berfikir siswa. Kemampuan berfikir mana yang lebih kuat dimiliki oleh siswa, kemampuan berfikir dengan bahasa, dengan angka, atau dengan gambar. Pengukuran ini sangat penting untuk guru,” beber Seger. Jika mengetahui kekuatan berfikir siswa, guru atau sekolah akan lebih mudah dalam mengembangkan potensi siswanya. Guru bisa menentukan cara pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan secara lebih tepat. Dengan cara ini, proses pembelajaran di sekolah akan lebih efektif. Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM mengatakan, kebijakan menggunakan TPA kepada 11 SMP dan 12 SMA yang disebut sekolah kawasan bertujuan untuk meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan di Surabaya. Sebagai langkah awal, sekolah eks RSBI menjadi sekolah prioritas menerapkan sekolah kawasan. “Tidak ada tujuan lain, visi kami hanya ingin memajukan dan memeratakan mutu pendidikan di Surabaya,” katanya. Penggunaan penilaian berbasis pada kemampuan yang dilakukan dengan TPA dikombinasikan penilaian berbasis pada prestasi belajar hasil UN, akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya. Sekolah kawasan ini akan diterapkan secara keseluruhan di Kota Pahlawan. Oleh karena itu, TPA digunakan untuk melengkapi hasil nilai ujian nasional dalam proses seleksi PPDB pada jalur kawasan. Dengan TPA, potensi siswa bisa diketahui sejak dini. Artinya, dalam perkembangan berikutnya sekolah dapat mengembangkan potensi siswa, baik akademik maupun non akademik sesuai dengan potensi yang dimiliki berdasarkan profil dari hasil TPA. Tes TPA yang akan dipergunakan untuk seleksi masuk SMP dan SMA kawasan akan mengukur tiga kemampuan berfikir siswa, yakni Verbal, Numerikal dan Figural. Untuk verbal akan mengukur kemampuan pemahaman dan bernalar dengan menggunakan bahasa, sedangkan numerikal, mengukur kemampuan pemahaman dan bernalar dengan menggunakan angka, serta figural mengukur pemahaman dan bernalar dengan menggunakan gambar. Seger Handoyo menambahkan bahwa siswa tidak perlu cemas menghadapi tes ini karena yang akan diujikan bukanlah hasil belajarnya, tapi kemampuan berfikir yang telah dimilikinya saat ini. Jadi tidak perlu belajar, tidak perlu kursus, tidak perlu tryout. Belajar soal-soal dalam waktu yang singkat tidak akan meningkatkan nilai TPA seseorang, karena kemampuan berfikir membutuhkan waktu panjang untuk berkembang. Tanya Jawab Soal TPA: Apakah yang dimaksud dengan Tes Potensi Akademik (TPA)? Tes Potensi Akademik (TPA) yang dipergunakan untuk seleksi SMP dan SMA di Sekolah Kawasan merupakan tes kemampuan berfikir, meliputi kemampuan pemahaman dan penalaran yang penting untuk kesuksesan dalam pendidikan formal di sekolah. Apa perbedaan TPA dan Ujian Nasional (UN)? Ujian Nasional (UN) ditujukan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran yang materinya telah diajarkan di sekolah. Tingkat prestasi belajar ditentukan oleh sejauhmana penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Tentu saja penguasaan materi pelajaran akan lebih baik bila siswa belajar (sendiri atau dengan bimbingan) materi pelajarannya. Sedangkan TPA ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman dan penalaran siswa yang dimilikinya saat ini. Tingkat kemampuan memahami dan bernalar siswa ditentukan oleh perkembangan berfikirnya di sepanjang kehidupannya (mulai sejak kelahiran sampai saat ini) yang ditentukan oleh kapasitas berfikir dan pengalamannya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Kemampuan berfikir (kemampuan pemahaman dan bernalar) ini dapat mulai diukur sejak usia sekolah. Mengapa TPA penting untuk diukur dalam proses seleksi ini? Seleksi dengan TPA merupakan proses untuk penyaringan siswa dengan tujuan memilih siswa yang diprediksikan (diramalkan) akan (1) lebih berhasil dalam prestasi belajarnya di jenjang yang lebih tinggi, dan (2) lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stress dengan tuntutan belajar di sekolah kawasan. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi akan memiliki proses dan strategi berfikir yang efektif dan efisien yang membuatnya lebih mudah mempelajari mata pelajaran di sekolah dan menyelesaikan persoalan, sehingga dia tidak mudah untuk mengalami kecemasan dalam belajar dan akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Jadi TPA berfungsi melengkapi (komplementer) nilai UN. Lebih dari itu, pengukuran TPA juga akan memberikan profil kemampuan berfikir siswa (berfikir dengan bahasa, angka, atau gambar) yang dapat dipergunakan oleh guru dan sekolah untuk mengembangkan proses pembelajaran di sekolah tersebut atau membantu siswa secara individual. Dengan begitu, proses pembelajaran di sekolah akan lebih efektif dan siswa dapat belajar serta meningkatkan kemampuan berfikirnya secara optimal. Contoh, seorang siswa yang mempunyai profil kemampuan berfikir yang menunjukkan kekuatan kemampuan berfikir dengan gambar dibandingkan dengan kemampuan dalam berfikir bahasa dan angka, maka anak sebaiknya diminta untuk membuat sketsa-sketsa gambar untuk memahami pelajaran yang bermuatan bahasa yang tinggi. Bagaimana struktur tes TPA? Tes TPA yang dipergunakan untuk seleksi SMP dan SMA di Sekolah Kawasan akan mengukur 3 (tiga) bagian kemampuan berfikir, yaitu: (1) Verbal; ( 2) Numerikal; dan ( 3) Figural. Berikut ini diberikan penjelasan tentang masing-masing bagian. 1. Kemampuan Verbal: Kemampuan berfikir verbal adalah kemampuan pemahaman dan bernalar dengan menggunakan bahasa (verbal). Kemampuan ini akan diukur dengan memberikan tes yang meminta siswa untuk menyelesaikan soal tentang: (a) Pemahaman Bacaan; (b) Analogi Verbal; (c) Melengkapi Kalimat; (d) Klasifikasi Verbal. 2. Kemampuan Numerikal: Kemampuan berfikir numerikal adalah kemampuan pemahaman dan bernalar dengan menggunakan angka (numerikal). Kemampuan ini akan diukur dengan memberikan tes yang meminta siswa untuk menyelesaikan soal tentang: (a) Analogi Bilangan; (b) Teka-teki Bilangan; (c) Deret Bilangan. 3. Kemampuan Figural: Kemampuan berfikir figural adalah kemampuan pemahaman dan bernalar dengan menggunakan gambar (figural). Kemampuan ini akan diukur dengan memberikan tes yang meminta siswa untuk menyelesaikan soal tentang: (a) Klasifikasi Gambar; (b) Analisis Gambar; dan (c) Matriks Gambar. Adakah perbedaan TPA untuk seleksi SMP dan seleksi SMA? TPA untuk seleksi SMP dan seleksi SMA sama dalam aspek-aspek yang diukur, namun berbeda dalam soal dengan menyesuaikan tingkat perkembangan bahasa dan perkembangan berfikir siswa lulusan SD dan lulusan SMP. Sebagai orang tua apa yang harus saya persiapkan agar anak saya dapat mengerjakan TPA sebaik-baiknya? Tidak ada yang secara khusus harus dipersiapkan oleh orang tua. Menunjukkan dan berusaha untuk mengerjakan contoh-contoh soal (yang dapat diperoleh dari buku maupun internet) bersama dengan anak dapat dilakukan, agar anak merasa tenang karena telah mengenal bentuk-bentuk soal TPA(catatan: pada saat tes, anak akan diberi petunjuk sejelas-jelasnya cara mengerjakan soal). Hal lain yang lebih penting adalah menjaga agar anak merasa tenang (tidak malah membuat anak cemas apalagi panik) dalam menghadapi tes TPA. Pemberian latihan yang intensif untuk mengerjakan soal TPA tidak akan memberikan peningkatan skor yang bermakna. Sebagai anak apa yang harus saya persiapkan agar anak saya dapat mengerjakan TPA sebaik-baiknya? Berusaha mengenal bentuk soal dan mengerjakan contoh-contoh soal dapat dilakukan agar meningkatkan perasaan tenang menghadapi tes TPA (catatan: pada saat tes, anak akan diberi petunjuk sejelas-jelasnya cara mengerjakan soal). Istirahat dan tidur yang cukup lebih baik dilakukan ketika esok hari akan mengerjakan tes TPA. Selain itu, sebagai persiapan disarankan untuk menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan dan melihat lokasi sehari sebelum ujian agar siswa telah mengetahui lokasi dan ruang ujiannya. Apa yang harus dibawa pada saat tes TPA? Yang harus dibawa saat tes TPA adalah : · Kartu Tes Potensi Akademik yang berisi nomor peserta · Kartu UNAS · Peralatan tulis (pensil 2B, rautan, dan penghapus) dan alas Bolehkah membawa alat bantu hitung seperti kalkulator? Tidak diperlukan dan tidak boleh membawa alat bantu hitung seperti kalkulator. Apa yang harus diperhatikan pada saat tes TPA agar dapat mengerjakan tes sebaik-baiknya? Perhatikan betul setiap instruksi yang disampaikan tester (orang yang bertugas memberikan petunjuk cara mengerjakan tes) agar dapat mengerjakan soal dengan cepat dan cermat. Jika belum paham cara mengerjakannya, jangan ragu untuk bertanya. Kerjakan dengan tenang, sungguh-sungguh dan secepat-cepatnya karena setiap tes mempunyai waktu yang terbatas. Contoh-contoh Soal Tes Potensi Akademik (TPA) · Verbal o Klasifikasi Verbal : Siswa diberi daftar tiga kata yang memiliki kesamaan satu sama lain. Siswa diminta memilih satu kata dari lima pilihan jawaban yang ada yang juga memiliki kesamaan tersebut. Contoh : Jeruk?Mangga Pisang Pilihan Jawaban : a.Pohon b.Sayur c. Buah d. Anggur o Melengkapi kalimat : Siswa diberi suatu kalimat dengan satu bagian yang hilang dan diminta memilih satu kata yang dapat melengkapinya. Contoh : Jambu ......... di pohon Pilihan Jawaban : ?a. Jatuh b. Tumbuh c. Menempel?d. Turun e. Menyebar o Analogi verbal : Siswa diberi tiga kata. Dua kata pertama memiliki suatu hubungan. Kata ketiga berhubungan dengan salah satu pilihan jawaban yang ada. Siswa diminta memilih kata yang berhubungan dengan kata ketiga, seperti kata kedua berhubungan dengan kata pertama. Contoh : Kering : Basah = Lama : ..... Pilihan Jawaban : ?a. Lapuk b. Kuno c. Hujan d. Baru e. Panas? o Pemahaman bacaan : Siswa diberi sebuah bacaan dan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai informasi yang tersirat dalam bacaan. Contoh : Kerbau dan Kambing Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya. Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan." Soal : Kerbau marah pada kambing disebabkan kambing... (A) menundukkan kepala tidak membantunya (B) menggunakan gua tempat tinggalnya (C) melarikan diri dari singa (D) ingin memberi pelajaran pada kerbau (E) membuat kerbau tersudut tidak bisa lari dari singa · Numerikal o Analogi bilangan : Siswa diberi suatu rangkaian bilangan, dimana bilangan kesatu berhubungan dengan bilangan kedua dan dengan cara yang sama bilangan kedua berhubungan dengan bilangan ketiga. Siswa diminta menentukan bilangan selanjutnya dalam rangkaian tersebut. Contoh : (3 -> 5) (6 -> 8) (15 -> ...) Pilihan Jawaban : ?a. 16 b. 15 c. 17 d. 19?e. 18 o Deret bilangan : Siswa diberi serangkaian angka dan diminta menentukan angka selanjutnya. Contoh : ...?12 13 14 15 16 Pilihan Jawaban : ?a. 10 b. 9 c. 8 d. 11 e. 12? o Teka teki bilangan : Siswa diberi kombinasi angka dan simbol. Siswa diminta mengkombinasikannya untuk memperoleh solusi berupa pilihan jawaban. Contoh : ... – 4 = 3 Pilihan Jawaban : ?a. 5 b. 7 c. 11 ? d. 9 e. 8 · Figural o Klasifikasi gambar : Siswa diberi tiga bentuk yang memiliki kesamaan tertentu. Siswa diminta menentukan pilihan jawaban mana yang memiliki kesamaan dengan tiga bentuk tersebut. Contoh : Pilihan Jawaban : o Analisa gambar : Siswa diberi gambar sebuah kertas yang dilipat lalu dilubangi. Siswa diminta membayangkan gambar ketika kertas tersebut dibuka. Contoh : Pilihan Jawaban : o Matriks gambar : Siswa diberi gambar sebuah kotak yang terdiri dari beberapa bentuk. Bentuk di bagian atas memiliki suatu hubungan. Siswa diminta melihat pola hubungan tersebut dan mengaplikasikannya untuk menentukan pilihan jawaban. Contoh : img src="http://static.ppdbsurabaya.net/img/tpa3.jpg" /> Pilihan Jawaban :

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013