Pamekasan (Antara Jatim) - Perum Bulog Sub Divre XII Wilayah Madura akan mengganti jatah distribusi beras kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat di empat kabupaten di Pulau Madura itu yang tidak layak konsumsi. "Kami meminta masyarakat mengembalikan saja apabila memang beras yang kami distribusikan itu tidak layak konsumsi dan kami dari pihak Bulog akan menggantinya," kata Wakil Kepala Bulog Sub Divre XII Wilayah Madura, Prayitno, seusai berdialog dengan pegiat LSM Barisan Madura Bangkit, Senin. Ia menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui secara keseluruhan kondisi beras yang didistribusikan kepada warga miskin penerima bantuan karena jumlahnya sangat banyak, sementara, petugas gudang sendiri sangat terbatas. Sehingga, kata dia, tidak semua beras yang tersimpan di gudang Bulog bisa terpantau oleh petugas. "Kalau misalnya ada satu truk beras yang masuk, paling petugas hanya melihat sebagian saja. Tidak mungkin mengecek secara keseluruhan," katanya. Selain itu, kata dia, beras yang selama ini dibeli oleh pihak gudang, memang tidak semuanya berkualitas bagus. Sebab, beras yang dibeli dari petani lokal yang ada di Madura dan rata-rata kualitas memang tidak terlalu bagus. "Pertimbangan kami kan membantu petani lokal yang ada disini. Sehingga walaupun kondisinya tidak terlalu bagus, tetap kami beli," katanya. Wakil Kepala Bulog Sub Divre XII Wilayah Madura mengemukakan hal ini, menanggapi protes warga penerima bantuan di berbagai kabupaten di Pulau Madura dalam sebulan terakhir ini yang mengeluhkan bahwa kualitas beras bantuan untuk masyarakat miskin yang mereka terima tidak layak konsumsi. Selain berbau apak, beras bantuan itu juga ada yang berulat dan patah-patah. Menurut juru bicara warga dari LSM Barisan Madura Bangkit Abd Rahman, semestinya sebelum didistribusikan bantuan beras hendaknya diperiksa terlebih dahulu, sehingga kualitas beras bisa diketahui. Abd Rahman mengatakan, kualitas beras bantuan yang diberikan kepada warga itu memang bukan kualitas bagus. Akan tetapi, meskipun begitu seharusnya tetap layak konsumsi, bukan berbau apak dan berulat seperti yang diterima sebagian warga Pamekasan belum lama ini. "Kami berharap, hal semacam itu tidak akan terulang lagi. Makanya kami datang secara langsung untuk berdialog langsung dengan pihak Bulog, agar permasalahan ini tidak terulang lagi," katanya menjelaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013