Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini menekan tombol sirene dimulainya pelaksanaan pengeboran 29 sumur minyak produksi dan 13 sumur injeksi Banyu Urip Blok Cepu di Desa Gayam, Bojonegoro, Jatim, Selasa.
"Kami minta operator Mobil Cepu Limited (MCL) bisa merealisasikan produksi puncak minyak Blok Cepu sebesar 165 ribu barel per hari pada Agustus 2014," katanya, usai menekan tombol sirene dimulainya pengeboran sumur minyak Blok Cepu dalam acara tajak sumur di Bojonegoro, Selasa.
Ia yang didampingi "Vice President Public and Gouverment Affair" MCL Erwin Maryoto, Direktur PT Pertamina EP Cepu Amril Thaib, menjelaskan produksi minyak Blok Cepu sangat dibutuhkan untuk menambah target produksi minyak nasional pada 2014.
Ia menyebutkan produksi minyak secara nasional saat ini per Mei mencapai 845 ribu barel per hari, meningkat sebesar 15 ribu barel per hari dibandingkan produksi minyak akhir tahun lalu yang hanya sebesar 830 ribu barel per hari.
Menurut dia, peningkatan produksi minyak sebesar 15 ribu barel per hari itu diperoleh dengan cara melakukan servis sejumlah sumur minyak yang ada di sejumlah lapangan.
Ia memberikan gambaran bisa memperoleh minyak dari sumur baru sebesar 5.000 ribu barel saja tidak hanya sulit, akan tetapi juga membutuhkan biaya besar.
"Tambahan produksi minyak 15 ribu barel per hari sudah bagus," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, Pemerintah sudah menetapkan target produksi minyak nasional pada 2014 sebesar 900 ribu barel per hari.
Target produksi minyak nasional itu, diharapkan bisa diperoleh dari produksi sumur minyak baru Blok Cepu yang saat ini pengeborannya baru dimulai dengan produksi 140 ribu barel per hari, ditambah produksi minyak Blok Cepu saat ini sekitar 25 ribu barel per hari.
Oleh karena itu, ia meminta kepada semua pihak terutama MCL dan kontraktor pproyek "engineering, procurement, and cosntrukction/EPC" menyelesaikan komitmen pekerjaan sesuai kontrak.
"Kami akan memberikan sanksi bagi kontraktor yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa alasan yang jelas. Kalau perlu akan memberikan daftar hitam kepada kontraktor yang pekerjaannya tidak tepat waktu," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Pertamina EP Cepu Amril Thaib menyatakan proyek "EPC" I migas Blok Cepu tertunda sekitar lima bulan dari jadwal yang sudah ditentukan, karena adanya penyesuaian kontraktor dengan peraturan daerah (perda) yang mengharuskan kontraktor melibatkan warga lokal dalam pekerjaan migas.
"Kami tetap berusaha amenyesuaikan pekerjaan proyek Blok Cepu dengan perda," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013