Surabaya (Antara Jatim) - Presidium Wilayah Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur menagih komitmen kaderisasi dari Pengurus Wilayah NU, terkait rencana Konperensi Wilayah NU Jatim di Sidoarjo pada akhir Mei mendatang.
"Untuk kepentingan kaderisasi, alumni IPNU se-Jatim dalam Reuni dan Sarasehan Majelis Alumni IPNU di Surabaya (28/4) meminta komitmen NU dalam kaderisasi itu," kata Ketua Presidium Wilayah Majelis Alumni IPNU Jatim H Muzammil Syafii di Surabaya, Senin.
Dalam silaturrahmi dan sarasehan yang dibuka Mendikbud Mohammad Nuh itu, ia menjelaskan alumni IPNU se-Jatim menyebut "harus" atau wajib bagi PWNU untuk memasukkan ketua Ansor, ketua IPNU, dan ketua lembaga di lingkungan NU ke dalam kepengurusan baru PWNU Jatim.
"Permintaan dari 130 alumni IPNU se-Jatim dari berbagai daerah dalam pertemuan itu bukan untuk minta-minta jabatan, tapi agar kaderisasi di lingkungan PWNU Jatim berjalan dengan baik, sebab kader yang terabaikan akan justru 'diambil' pihak lain," ucapnya.
Menurut dia, kepengurusan PWNU Jatim selama ini tercatat hampir 50 persen bukan dari kader yang sudah berproses di lingkungan NU, melainkan justru diambil dari luar yang dianggap "pro" dengan ketua, sehingga tindakan itu justru "membunuh" regenerasi kader-kader NU.
"Majelis Alumni IPNU juga meminta komitmen kaderisasi itu diterapkan di tingkat kepengurusan cabang (kabupaten/kota) dan bilamana diperlukan rekrutmen kader itu juga bukan hanya untuk ketua Ansor dan IPNU, melainkan juga wakil ketua dan seterusnya," tukasnya.
Apalagi, katanya, tantangan untuk kepengurusan PWNU Jatim periode 2013-2018 itu tidak ringan, karena itu pelibatan kader-kader muda NU tentu akan mendinamisasi NU ke depan, terutama kepengurusan NU Jatim yang menjadi "barometer" dan "teladan" bagi provinsi lain.
Dalam reuni dan sarasehan itu, Ketua Presidium Pusat Majelis Alumni IPNU Dr H Hilmy Muhammadiyah membantah bahwa Majelis Alumni IPNU dibentuk untuk tujuan politis dalam pemilihan langsung setiap lima tahunan, baik legislatif maupun eksekutif.
"Majelis Alumni IPNU itu dibentuk untuk tiga tujuan yakni pemetaan alumni/kader, bantuan membuka akses untuk tujuan eksternal bagi alumni/pengurus, dan 'supporting system' untuk tujuan internal bagi kepentingan pengurus IPNU yang ada," tuturnya.
Menurut dia, tiga tujuan itu memang bisa bermacam-macam implementasinya, termasuk politik, tapi Majelis Alumni IPNU bukan semata-mata untuk kepentingan politis.
"Buktinya, Majelis Alumni IPNU hingga kini telah membuka akses bagi 132 kader IPNU untuk menempuh studi doktor dan 24 kader IPNU mengembangkan pesantren," kata mantan Ketua Umum PP IPNU itu.
Selain itu, pihaknya juga membuka akses alumni dan pengurus untuk berjejaring dengan kalangan pemerintah, legislatif, swasta, dan bahkan di luar negeri.
"Bukan hanya itu, saya juga mendukung rencana Majelis Alumni IPNU Jatim untuk mengusulkan kader-kader masuk dalam kepengurusan PWNU Jatim agar terjadi regenerasi," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013