Surabaya - Dua mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Narotama Surabaya, yakni Yoke Kurniawan dan M Supriyanto, mengikuti magang proyek pembangunan Gedung KBRI di Brunei Darussalam selama 3-4 bulan. "Kami tidak menyangka bisa terpilih, karena ada 30 mahasiswa yang mengikuti seleksi dan hanya dua yang harus berangkat. Kami sudah menyiapkan program dan mempelajari lingkup pekerjaan di sana," kata Yoke setelah acara pelepasan di kampus setempat, Selasa. Kedua mahasiswa semester 7 itu dilepas oleh Rektor Universitas Narotama Surabaya Hj Rr Iswachyu Dhaniarti DS ST, Ketua Yayasan Pawiyatan Gita Patria (YPGP) HR Djoko Soemadijo, Project Manager PT Hutama Karya, Rozi Rinjayadi ST MM, dan Dekan Fakultas Teknik Narotama, Tony Hartono Bagio. "Mereka masuk dalam program kerja magang untuk pembangunan gedung KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Mereka akan bergabung dengan PT Hutama Karya, yaitu BUMN yang bergerak di bidang konstruksi yang menangani pembangunan KBRI itu," kata Dekan Fakultas Teknik Narotama, Tony Hartono Bagio. Senada dengan itu, Project Manager PT Hutama Karya, Rozi Rinjayadi ST MM, mengaku pihaknya melibatkan 6-8 mahasiswa dari tiga universitas untuk terlibat dalam proyek pembangunan gedung yang akan selesai dalam tahun 2013, namun kedua mahasiswa Narotama akan terlibat mulai 15 Januari hingga 10 April 2013. "Tapi, mereka akan terlibat dalam seluruh proses mulai dari engineering, operation, quality control, dan seterusnya. Bagi kami, keterlibatan para mahasiswa akan menjadi bagian dari audit eksternal untuk kami, kemudian kami juga mempunyai database mahasiswa beserta kualitasnya bila kami butuh," katanya. Namun, katanya, magang proyek itu juga bermanfaat bagi mahasiswa dan kampusnya, karena mereka akan menjadi mahasiswa yang siap pakai, kemudian reputasi kampusnya juga akan terdongkrak. "Ibaratnya, mereka sudah go-internasional, meski masih terlibat dengan perusahaan nasional," katanya. Dalam kesempatan itu, Rektor Hj Rr Iswachyu Dhaniarti DS ST berpesan kepada kedua mahasiswa agar bersyukur atas terpilihnya mereka sehingga dapat berangkat ke Brunei Darussalam. "Itu merupakan pengalaman baru berinteraksi dengan orang dan lingkungan yang berbeda. Kalian harus menjaga nama baik bangsa, negara, almamater, dan bisa menjadi contoh untuk adik kelas di masa mendatang. Kita harus tunjukkan bahwa orang Indonesia itu disiplin dan amanah," katanya. Sementara itu, Ketua Yayasan Pawiyatan Gita Patria (YPGP) HR Djoko Soemadijo menilai hubungan antara dunia industri dengan perguruan tinggi itu sudah lama dikenal di banyak negara, namun di Indonesia belum memiliki "payung hukum" untuk interaksi antara keduanya. "Karena itu, kesadaran PT Hutama Karya sebagai BUMN itu luar biasa, karena hubungan dunia industri dan perguruan tinggi itu akan menguntungkan kepentingan bangsa di masa depan, bukan seperti pandangan sempit selama ini bahwa mahasiswa magang itu 'mengganggu' kinerja perusahaan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013