Bojonegoro - Air Waduk Pacal di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu, mulai dikeluarkan sebesar 2,5 meter kubik/detik, untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya yang kekurangan air pada awal musim tanam. Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Sabtu, mengatakan tanaman padi yang memperoleh pasokan air itu merata, mulai bagian barat, di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo dan Kepohbaru. Lainnya, lanjutnya, tanaman padi di sejumlah desa di bagian tengah, di antaranya di Kecamatan Balen, dan sekitarnya dan di bagian timur di Kecamatan Sukosewu dan Kapas. "Saya tidak hafal luas tanaman padi yang memperoleh pasokan air Waduk Pacal, tapi lokasinya merata hampir semua tanaman padi di daerah irigasinya membutuhkan tambahan pasokan air," katanya, mengungkapkan. Ia menjelaskan pengeluaran air di waduk setempat itu dilakukan karena ada permintaan para petani di daerah irigainya yang baru menanam padi. Dengan baru awal tanam itu, lanjutnya, tanaman padi sangat membutuhkan air dengan jumlah cukup, sementara mengandalkan air hujan tidak mencukupi. "Permintaan disetujui, sebab pada awal tanam, tanaman padi memang membutuhan air yang cukup," katanya, menegaskan. Namun, menurut dia, sesuai permintaan pengeluaran air di waduk setempat, diperhitungkan hanya berlangsung selama enam hari. "Setelah enam hari, pintu waduk ditutup kembali," ucapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan volume air waduk yang sempat mengalami kekeringan dengan volume yang masih tersisa sekitar 80 ribu meter kubik, saat ini terus bertambah dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 119 meter lebih. "Perhitungan kami volume Waduk Pacal sudah terisi air hujan sekitar 8 juta meter kubik," jelasnya. Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, daya tampung Waduk Pacal menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dan mampu mengairi areal pertanian seluas lebih dari 16 ribu hektare. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012