Surabaya (ANTARA) - Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Jawa Timur (Ditpolairud Polda Jatim) menggandeng masyarakat nelayan untuk bersama-sama menjaga kelestarian laut dan mencegah praktik penangkapan ikan yang merusak.
Kepala Sub Direktorat Patroli Air dan Udara Ditpolairud Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rochmad Slamet dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Kamis mengatakan upaya itu salah satunya dengan membentuk Kelompok Nelayan Anti-Destructive Fishing di pesisir Kabupaten Gresik.
"Kegiatan ini sebagai kelanjutan dari kampanye Laut Sehat, Nelayan Kuat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ditpolairud Polda Jatim menyosialisasikan bahaya penggunaan bahan peledak, jaring trawl, dan potasium, serta menggelar dialog terbuka mengenai alternatif alat tangkap ramah lingkungan yang sesuai regulasi.
Rochmad menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga sumber daya laut secara berkelanjutan. Perilaku penangkapan ikan yang merusak, lanjutnya, bukan hanya melanggar hukum tetapi juga merugikan generasi mendatang.
"Laut yang rusak tidak bisa pulih dalam waktu singkat. Karena itu, mari bersama kita jaga laut agar tetap produktif," tuturnya.
Ketua Kelompok Nelayan Anti-Destructive Fishing dari Kelompok Usaha Bersama Balai Purbo Gresik Nur Qomari mengatakan bahwa pendekatan humanis yang dilakukan oleh jajaran Ditpolairud Polda Jatim dirasa telah mengubah persepsi masyarakat pesisir.
"Kalau dulu kami merasa takut kalau lihat kapal polisi. Sekarang kami justru ingin bersinergi. Kami siap menjadi garda terdepan menolak destructive fishing dan menjaga laut agar tetap lestari biar ikannya semakin banyak," ucap Nur Qomari.
