Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mohamed Trabelsi, mengapresiasi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Putri Kampus 1 yang menggelar Festival Bahasa Arab dan Inggris dalam rangka peringatan 100 tahun Gontor di Auditorium Gontor Putri, Mantingan, Jawa Timur.
Dalam rilis resmi PMDG yang diterima awak media, Rabu, Festival Bahasa Asing tersebut diikuti ribuan santriwati, guru, serta tamu undangan dari berbagai pesantren putri di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan satu abad Gontor yang menonjolkan peran bahasa sebagai jantung pendidikan pesantren modern.
Saat memberikan sambutan, Dubes Mohamed Trabelsi menekankan pentingnya penguasaan bahasa Arab dan Inggris bagi para pelajar agar mampu memahami ajaran agama sekaligus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Bahasa Inggris adalah bahasa teknologi dan ilmu pengetahuan modern, sedangkan bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'an. Keduanya harus dikuasai untuk menghadapi tantangan dunia," ujarnya.
Ia juga mendoakan agar seluruh peserta dan panitia memperoleh keberkahan serta kesuksesan dari kegiatan tersebut.
Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal, menegaskan pengembangan kemampuan bahasa merupakan tanggung jawab bersama dalam sistem pendidikan Islam. Menurutnya, tantangan global menuntut pesantren terus menata pendidikan agar selaras dengan kebutuhan zaman.
"Kita semua bertanggung jawab atas pembinaan bahasa Arab dan Inggris serta pendidikan Islam. Tantangan global menuntut kita menata pendidikan untuk mengatur kehidupan sosial," kata Hasan Abdullah Sahal.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes Tunisia bersama pimpinan PMDG meresmikan Laboratorium Bahasa di Gedung Saudi lantai dua.
Fasilitas tersebut dilengkapi perangkat pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan listening, reading, dan writing para santriwati.
Festival Bahasa Arab dan Inggris Gontor Putri berlangsung selama tiga hari, 7–10 Oktober 2025, dengan partisipasi 44 pondok pesantren dari berbagai daerah.
Beragam lomba digelar, di antaranya debat, penulisan esai, storytelling, penerjemahan lagu, dan film pendek.
Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah penguatan budaya berbahasa dan pengembangan intelektual santriwati menuju generasi muslimah yang berwawasan global.
