Penderita HIV/AIDS di Magetan Meningkat
Senin, 5 November 2012 13:39 WIB
Magetan - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Magetan dari tahun ke tahun tercatat meningkat tajam.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan, Sugeng Raharjo, Senin, mengatakan, perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS di Magetan sangat memprihatinkan hingga memerlukan penanganan serius.
"Dari data yang masuk ke Dinkes, sejak mulai ditemukan tahun 2001 hingga sekarang jumlah total penderitanya telah mencapai 146 orang," ujar Sugeng Raharjo.
Menurut dia, dari jumlah total 146 penderita tersebut, sebanyak 70 orang di antaranya telah meninggal dunia dan sisanya masih bertahan.
Pihaknya merinci lagi, dari 76 penderita yang masih bertahan, sebanyak 54 penderita berada di Kabupaten Magetan dan 22 penderita berada di luar Magetan.
"Meski berada di luar Magetan, keberadaan mereka tetap terpantau dengan melibatkan tim kesehatan di wilayah tempat mereka berdomisili sekarang. Selain itu, kami juga berkomunikasi dengan yang bersangkutan," terang dia.
Kasus kematian penderta HIV/AIDS terbaru di Magetan adalah seorang perempuan berinisial SRN (31) asal Desa Jokerto, Kecamatan Parang. SRN tidak bisa tertolong oleh petugas medis karena kondisi fisiknya yang sangat memburuk.
"Saat masuk perawatan tim medis, kondisinya sudah buruk dan lemah karena menurunnya kekebalan tubuh korban. Kondisi tubuh korban sudah tidak kebal dengan masuknya beragam penyakit lain yang ikut menyerang," kata dia.
SRN sebelumnya hidup di Jakarta dan telah menikah dengan seorang laki-laki asal Cirebon Jawa Barat, namun sudah lama bercerai. Dari pernikahannya tersebut, SRN memiliki dua orang anak yang satu masih kelas 4 SD dan satunya meninggal saat masih bayi.
Sugeng menambahkan, ada beberapa cara untuk mencegah tertular virus HIV/AIDS. Cara yang paling ampuh adalah berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, masyarakat juga diimbau hindari hubungan seks bebas dan untuk pasangan suami istri harus selalu setia dengan pasangannya.
"Demikin juga, bagi pengguna narkoba jenis suntik agar tidak berganti-ganti jarum dengan sesama pengguna narkoba lainnya. Sedangkan, untuk pria yang suka menggunakan jasa prostitusi agar setiap berhubungan seks dengan wanita tuna susila, selalu menggunakan alat pengaman atau kondom. Cara-cara itu dinilai dapat mencegah penyebaran virus HIV/AIDS," katanya.
Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat dan LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS serta narkoba juga sering melakukan sosialisasi pencegahan virus HIV/AIDS kepada para perisiko tinggi dan pelajar. (*)