Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan takziah sekaligus menyerahkan santunan kepada keluarga korban kecelakaan bus pariwisata rombongan tenaga kesehatan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember yang berwisata di Gunung Bromo, Probolinggo.
Khofifah didampingi Bupati Jember Muhammad Fawait dan jajaran perangkat daerah Pemprov Jatim mendatangi rumah duka almarhum Hendra yang merupakan korban sekeluarga yakni istri dan putrinya meninggal dunia di Desa Serut, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Senin.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kami semua berduka dari kecelakaan kemarin Minggu (14/9) karena ada delapan orang yang dinyatakan meninggal dunia dan sudah dimakamkan," kata Khofifah.
Ia menyampaikan belasungkawa, memberikan dukungan moril, serta mengajak keluarga korban tetap tabah dan ikhlas, kemudian mengajak untuk mendoakan agar para korban kecelakaan meninggal dalam kondisi husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Kami juga tadi berdoa bersama, membacakan doa tahlil untuk delapan korban meninggal dunia, mudah-mudahan semua dipanggil dalam keadaan husnul khotimah," tuturnya.
Sebagai wujud kepedulian, Gubernur Khofifah menyerahkan santunan duka cita masing-masing sebesar Rp10 juta kepada lima ahli waris korban yakni keluarga almarhumah Bela Puteri Kayila Nurjati (10), Hendra Pratama (37), Wardatus Soleha (35), Aiza Farhani Agustin (7), dan Arti Wibowati (34). Sementara itu santunan bagi tiga ahli waris lainnya diserahkan di Rumah Sakit Bina Sehat Jember.
Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan investigasi mendalam terkait penyebab kecelakaan bus yang mengangkut rombongan tenaga kesehatan RSBS bersama keluarganya tersebut.
"Sekarang sedang dilakukan investigasi oleh tim lantas dari Polres Probolinggo dan juga hasil koordinasi dengan Balai Besar Jalan Nasional karena jalan itu adalah jalan nasional, dalam waktu dekat KNKT juga akan turun," kata Khofifah
KNKT akan melakukan telaah menyeluruh untuk mengevaluasi apakah dibutuhkan jalur penyelamat di kawasan tersebut, mengingat jalan tersebut menjadi salah satu jalur utama mobilitas masyarakat maupun wisatawan menuju Bromo.
"Kalau kami melihat di beberapa daerah ada jalur khusus, bisa ke kanan atau ke kiri, yang diisi pasir. Itulah jalur penyelamat. Fungsinya jika kendaraan rem blong, sopir bisa mengarahkan ke jalur itu sehingga tidak membahayakan," ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya biasa melihat apakah tanjakan atau turunan biasanya ada opsi jalur penyelamatan, tentu atas koordinasi dengan semua pihak. Pihaknya juga mendiskusikan apakah itu termasuk yang membutuhkan jalur penyelamat apa tidak dan tetap menunggu hasil evaluasi tim KNKT.
Fungsi jalur penyelamat adalah jika kendaraan terjadi rem blong, maka sopir bisa membelokkan kendaraan ke jalur itu sehingga tidak menabrak sesuatu yang menimbulkan kecelakaan yang membahayakan.
Sementara itu Bupati Jember Muhammad Fawait mengapresiasi respon cepat Gubernur Khofifah terhadap kejadian ini.
"Kami berduka cita atas kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Probolinggo. Saya mengucapkan terima kasih karena Ibu sangat cepat merespon kejadian itu," katanya.
Ia menjelaskan Pemkab Jember juga akan memberikan beasiswa kepada ahli waris dan BPJS Ketenagakerjaan juga telah memastikan akan membiayai sekolah putra korban dan insya Allah akan dikuliahkan sampai jenjang sarjana.
