Surabaya (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Luthfie Sulistiawan menemui para mahasiswa untuk mengimbau agar segera membubarkan aksi di depan kantor Polrestabes Surabaya, Sabtu.
"Sudah ya, teman-teman disuruh balik, semua aman kan," ucap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie saat menemui massa di luar kantor Polrestabes Surabaya.
Pantauan ANTARA, pada pukul 17.00 WIB, sejumlah personel polisi disiagakan untuk menghalau massa melanjutkan aksi.
Imbauan Kapolrestabes tersebut berdasarkan Pasal 6 ayat (2) Perkap Nomor 9 Tahun 2008 yang mengatur batasan waktu melakukan demonstrasi yakni antara pukul 6 pagi hingga pukul 6 sore untuk tempat terbuka.
Pada pukul 17.28 WIB, semua peserta aksi mulai mengambil kendaraannya dan perlahan meninggalkan kantor Polrestabes Surabaya.
Namun, masih terlihat, beberapa orang duduk-duduk di pinggir Jalan Sikatan di depan kantor Polrestabes Surabaya.
Hal itu membuat petugas yang masih berjaga di depan kantor Polrestabes Surabaya, mengimbau seluruh mahasiswa untuk segera balik.
Sementara itu, sejumlah properti milik Polrestabes Surabaya terlihat rusak. Salah satunya tulisan neon box "Museum Hidup Polrestabes Surabaya" yang hampir seluruh mika depannya pecah.
Tak hanya itu, banyak vandalisme yang dibuat oleh peserta aksi di tembok kantor Polrestabes Surabaya dan gedung kafe Nude Coffe depannya.
Hingga pukul 17.40 WIB, terlihat di depan kantor Polrestabes Surabaya sudah tidak ada lagi massa yang berkerumun.
Sebelumnya, Ratusan mahasiswa menggelar aksi solidaritas di kantor Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Sabtu untuk menyampaikan aspirasi terkait adanya rekan mahasiswa yang ditahan saat melakukan aksi serupa pada Jumat (29/8),
Pantauan ANTARA sejak sekitar pukul 14.30 WIB, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya dan sekitarnya mulai berdatangan di depan kantor Polrestabes Surabaya di Jalan Sikatan.
Sejumlah pengendara roda dua maupun roda empat sudah tidak melintas akibat adanya aksi tersebut.
Para mahasiswa yang melakukan aksi tersebut berasal dari berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Kemudian Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan sebagainya.
