Banyuwangi (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) akan meningkatkan status Pos SAR Banyuwangi menjadi Kantor SAR mandiri dengan dukungan personel dan perlengkapan lebih lengkap.
Sekretaris Utama Basarnas, Abdul Haris Achadi mengatakan Pos SAR Banyuwangi selama ini berada di bawah koordinasi Kantor SAR Surabaya.
"Sebenarnya sejak tahun lalu sudah ada penetapan dari Kementerian PAN-RB, Pos SAR Banyuwangi akan naik status menjadi kantor SAR, yang artinya secara struktur berdiri sendiri, tidak lagi di bawah Surabaya. Untuk itu, kami segera membangun Kantor SAR di Banyuwangi," katanya saat bertemu Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono di Banyuwangi, Jumat.
Abdul Haris menjelaskan bahwa Banyuwangi dipilih karena memiliki risiko tinggi di jalur laut Selat Bali yang menjadi salah satu jalur penyeberangan tersibuk di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut ia, kehadiran kantor SAR di Banyuwangi penting untuk mempercepat respons pertolongan jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam situasi darurat.
Untuk mendukung terwujudnya kantor SAR Banyuwangi, kata Abdul Haris, Basarnas membutuhkan dukungan dari pemerintah kabupaten setempat.
"Perlengkapan kantor SAR tentunya berbeda dari pos, kami butuh gudang, alat-alat penyelamatan, gedung administrasi, dan fasilitas latihan. Rencananya dukungan tambahan juga diberikan, termasuk kapal penyelamat sepanjang 40 meter yang saat ini masih berada di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono mengatakan bahwa pemerintah daerah setempat akan mendukung pendirian Kantor SAR Banyuwangi, termasuk penyediaan lahan untuk lahan kantor SAR.
"Kebetulan kami ada lahan yang bisa dikembangkan, lokasinya juga di Ketapang, nanti kami akan kaji bersama kelayakannya," katanya.
Mujiono menambahkan pemkab sangat mendukung pendirian Kantor SAR Banyuwangi dan ini akan mempercepat penanganan risiko bila terjadi kebencanaan.
"Kami akan segera bahas teknis pembangunannya, nanti ada pertemuan lagi lebih teknis," katanya.
