Kediri (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mendorong digitalisasi pasar, sebagai upaya lebih memudahkan dalam transaksi perdagangan.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengungkapkan pentingnya sinergi untuk membangun perekonomian daerah termasuk program digitalisasi pasar.
"Terkait dukungan pusat, kami banyak kegiatan yang digaungkan bersama daerah. Misalnya kaitannya dengan revitalisasi pasar ada fisik dan nonfisik. Yang nonfisik kedepankan digitalisasi," katanya saat meninjau Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia menambahkan pemerintah juga siap memberikan dukungan termasuk sosialisasi dalam kemampuan untuk mengoptimalkan gawai guna mendukung program digitalisasi tersebut.
"Pedagang kami berikan dukungan sosialisasi dalam hal dalam kemampuan menggunakan gawai sehingga digitalisasi bisa dioptimalkan untuk berjualan. Insya Allah ini akan berjalan karena ada yang bisa kita perjuangkan," kata dia.
Dalam kunjungannya ke Pasar Grosir Ngronggo Kota Kediri, Wamendag juga dialog dengan para pedagang di pasar terkait dengan harga komoditas. Di Pasar Grosir Ngronggo ini terpusatkan komoditi buah dan sayur-sayuran. Hasil dari pemantauannya mulai dari pasokan hingga harga stabil dan baik-baik saja.
"Alhamdulillah yang saya apresiasi adalah pasar ini sangat ramai. Bahkan sore pun masih sangat ramai. Ini merupakan tanda bahwa ekonomi di Kota Kediri baik-baik saja," kata dia.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati yang mendampingi Wamendag menambahkan sebagai kota penghubung dari daerah sekitar, Kota Kediri telah menjadi episentrum perdagangan di kawasan Kediri Raya.
Ia menyebut, pergerakan ekonomi di kota ini cukup pesat, utamanya di komoditas sayur dan buah. Setiap hari pasar ini tidak pernah sepi. Barang dari berbagai daerah datang dan didistribusikan ke berbagai wilayah. Bahkan sampai Jakarta dan Pulau Kalimantan.
Dirinya menyebut, hal Inilah yang menjadikan Pasar Ngronggo serta pasar tradisional lainnya menjadi penopang utama dalam mengendalikan inflasi di Kota Kediri.
Di Kota Kediri ada 14 pasar tradisional yang masih eksis hingga kini.
"Pada Juni 2025 inflasi Kota Kediri berdasar month to month tercatat sebesar 0,46 persen, dengan angka year to date mencapai 1,31 persen, dan year on year sebesar 1,88 persen. Angka ini di bawah Jawa Timur sebesar 2,02 persen. Hal ini tidak lepas dari kerja sama erat TPID Kota Kediri," kata Wali Kota.
Mbak Wali menyampaikan kehadiran Wakil Menteri Perdagangan di Kota Kediri adalah penghormatan sekaligus peluang. Harapannya pertemuan ini menghadirkan inspirasi dan solusi yang bisa menjadi dukungan ke pedagang di pasar ini. Dukungan konkret Kemendag untuk petani dan pedagang. Sehingga mewujudkan pasar modern yang adil, efisien, dan berkelanjutan.
"Terima kasih atas kunjungan, pembinaan, dan perhatian dari Kemendag. Semoga melalui pertemuan ini kita mampu melahirkan ide dan kebijakan yang bermanfaat bagi pasar, ekonomi rakyat, dan stabilitas harga di tanah air," kata dia.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Sri Sugy Atmanto, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Ari Satria, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Disperdagin Wahyu Kusuma, Kepala Bagian Perekonomian Tetuko Erwin, Dewan Pengawas Perumda Pasar Joyoboyo Edi Darmasto, Direktur Perumda Pasar Joyoboyo Djauhari Luthfi, perwakilan perbankan, dan tamu undangan lainnya.