Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menyusun dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) periode 2025–2029, sebagai antisipasi meningkatnya frekuensi kejadian bencana di wilayah tersebut selama enam bulan terakhir.
Kepala BPBD Ponorogo Masun, di Ponorogo, Kamis, menyatakan dokumen KRB akan menjadi rujukan resmi dalam pengambilan keputusan lintas sektor saat terjadi bencana.
"Dokumen ini tidak baru, tetapi pembaruan mutlak diperlukan karena frekuensi bencana terus meningkat dan pola sebarannya makin luas. Ini jadi dasar penting dalam perencanaan mitigasi dan respons bencana yang lebih adaptif," kata Masun.
Selain KRB, BPBD juga sedang menyusun dua dokumen lainnya, yakni Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Kontinjensi (Rekon).
"Ketiga dokumen disusun berbasis data lapangan terbaru dan potret kerentanan wilayah yang diperbarui secara menyeluruh," ujarnya.
Menurut Masun, hingga Juni 2025, tercatat 110 kejadian bencana di Ponorogo, terdiri atas 59 kejadian tanah longsor, 41 kejadian banjir, serta 10 kejadian cuaca ekstrem.
"Potensi kebakaran hutan dan kekeringan juga diperkirakan meningkat pada semester kedua tahun ini," katanya.
Ia menegaskan penyusunan dokumen tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan upaya konkret agar seluruh wilayah di Ponorogo, baik dataran tinggi maupun rendah, lebih siap menghadapi potensi bencana.
"Dokumen ini harus riil dan sesuai kondisi di lapangan, agar bisa digunakan sebagai panduan oleh seluruh pemangku kepentingan," katanya.
BPBD Ponorogo susun dokumen Kajian Risiko Bencana 2025--2029
Kamis, 10 Juli 2025 22:00 WIB
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Masun. (ANTARA/HO - Prastyo)
