Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - BPBD Ponorogo, Jawa Timur, menangani 22 tanah longsor yang terjadi sepanjang dasarian kedua November 2025 di sejumlah wilayah rawan di bagian timur daerah itu.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Agung Prasetya, di Ponorogo, Senin, mengatakan wilayah dengan kerawanan tinggi meliputi Kecamatan Pulung, Sooko, Pudak, dan Sawoo yang memiliki struktur tanah rentan bergerak saat jenuh air.
"Dari pemetaan PVMBG, khususnya di Gondangsari, Pulung, bentuk lahannya ‘tapal kuda’. Jika hujan lebat turun lama, tanah menjadi labil dan sangat berpotensi longsor," kata Agung.
Ia menyebutkan mayoritas kejadian dipicu hujan deras berdurasi panjang yang membuat kontur tanah labil.
BPBD saat ini memfokuskan penanganan di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, tempat material longsor menutup akses jalan penghubung desa dan merusak dua bangunan rumah.
Petugas telah membuka jalur untuk roda dua, namun evakuasi material dan kendaraan warga masih berlangsung.
"Kontur tanah di lokasi sangat labil sehingga proses evakuasi harus dilakukan hati-hati untuk menghindari longsor susulan," ujarnya.
Longsor di wilayah Gondangsari mengakibatkan dua rumah rusak berat, sementara di Banaran terdapat 12 rumah yang terancam terdampak pergerakan tanah.
BPBD telah mengirim bantuan kebutuhan dasar untuk warga dan menyiapkan langkah penanganan darurat lanjutan.
Agung mengimbau warga di pegunungan dan perbukitan meningkatkan kewaspadaan, terutama jika hujan sedang hingga lebat turun dalam waktu lama.
"Jika hujan berdurasi panjang, warga yang tinggal di daerah rawan segera mengungsi ke lokasi aman. Pemdes sudah kami minta untuk mengkoordinasikan langkah cepat demi keselamatan," katanya.
