Malang (ANTARA) - Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman mengajak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak hanya menjadi pengikut arus, tetapi menjadi pembuat arus.
"Internet itu bebas, tapi kalian harus bisa menyaringnya. Jangan hanya jadi pengikut arus, jadilah pembuat arus,” ujar Dudung saat menyampaikan materi kuliah tamu di hadapan mahasiswa UMM di Dome kampus setempat di Malang, Jawa Timur, Rabu.
Dalam paparannya, Dudung menekankan masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda. Gen-Z harus mampu menjadi agen perubahan yang berdaya saing global.
Namun, ia mengingatkan bahwa keunggulan teknologi yang dimiliki generasi ini belum tentu membawa dampak positif, jika tidak diimbangi dengan karakter kuat, literasi budaya, dan pemikiran kritis.
“Saya percaya masa depan Indonesia ada di tangan kalian. Tapi, kalau kalian tidak mempersiapkan diri mulai sekarang, Indonesia hanya akan jadi pasar bagi bangsa lain, bukan pemain utama," katanya.
Pada kesempatan itu, Dudung menyoroti ancaman internal yang semakin nyata, seperti disinformasi, radikalisme dan polarisasi sosial.
Dudung mengungkapkan bahwa indeks kerentanan nasional Indonesia tergolong tinggi dan bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkepentingan jika generasi mudanya apatis terhadap kondisi sosial-politik.
“Bonus demografi tidak menjamin keunggulan bangsa. Kalau kalian hanya cerdas secara akademik, tapi lemah secara moral, bisa jadi bencana. Jangan hanya bangga dengan gelar, tapi bangun karakter. Jangan hanya pintar, tapi punya prinsip. Bangsa ini tidak dibangun oleh orang yang nyaman, tapi oleh mereka yang rela berjuang dan berkorban,” ungkap Dudung.
Sementara itu, Rektor UMM Prof Nazaruddin Malik mengemukakan bahwa sudah menjadi tradisi UMM untuk mendatangkan tokoh nasional dan internasional demi memberikan wawasan serta inspirasi, khususnya bagi mahasiswa yang akan memegang tonggak kepemimpinan masa depan.
“Selama karirnya, Pak Dudung tentu merasakan banyak pengalaman yang bisa dibagikan kepada para mahasiswa dan kemudian digunakan untuk mengabdi pada masyarakat. UMM berjanji untuk dekat dengan masalah-masalah masyarakat dan menjadi pioner dalam memberikan solusi terbaik,” tegasnya.
Prof Nazar menegaskan bahwa sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu membangun kerja sama dan kolaborasi produktif, utamanya demi kemaslahatan umat dan bangsa. "UMM percaya bahwa kolaborasi menjadi simbol untuk menghadapi berbagai masalah," ujarnya.
