Surabaya (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendorong pemberdayaan usaha koperasi susu di Ponorogo melalui klaster usaha “Klasterkuhidupku” sebagai wujud nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Branch Manager BRI Ponorogo, Agus Adi Hermanto dalam siaran persnya di Surabaya, Kamis, mengatakan program ini sebagai komitmen BRI terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM lewat program Klasterkuhidupku.
Program ini, kata Agus, menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan pelaku UMKM mengembangkan bisnis, yakni dengan pemberdayaan dan pendampingan, pelaku UMKM dapat mengembangkan produknya dan memperluas usaha, hingga nantinya tumbuh dan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.
"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM di wilayah Ponorogo, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang," kata Agus.
Sementara itu, Koordinator Klaster, Samsul Hadi menceritakan, sebelum berdirinya klaster, para peternak sempat tergabung dalam Koperasi Sumber Rejeki yang kemudian berhenti beroperasi. Melihat kebutuhan peternak yang belum terfasilitasi, sekelompok peternak menginisiasi terbentuknya Klaster Susu Mulya Abadi. Tujuannya, yaitu mencari solusi bersama untuk setiap persoalan yang dihadapi peternak.
"Awalnya kami hanya 25 orang, tapi karena kerja bersama dan saling membantu, semakin banyak peternak yang bergabung. Sekarang anggota kami sudah lebih dari 300 orang dari hampir enam desa di Pudak," ujarnya.
Samsul yang sudah lima tahun memimpin dan mengoordinir tujuh pos penampungan susu itu mengakui, pertumbuhan klaster ini semakin kuat setelah mendapatkan dukungan penuh dari BRI. Bahkan, sebelum wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda pada 2022, akses permodalan dari BRI sudah dirasakan manfaatnya.
"Jika ada peternak yang kesulitan membayar angsuran, BRI sangat terbuka memberikan keringanan. Bahkan mereka juga mendukung permodalan bagi petani yang ingin menanam rumput pakan sapi," kata Samsul.
Saat wabah PMK menerjang, banyak sapi yang selamat namun produksi susunya anjlok hingga 50 persen. Untuk mengatasi hal ini, BRI kembali hadir memberikan solusi dengan cara suplesi, agar peternak dapat mengganti indukan lama dengan indukan baru yang lebih produktif.
"Kunci kami bisa bertahan dan bangkit adalah kekompakan anggota, kejujuran dalam berorganisasi, dan pemberian pakan berkualitas dengan nutrisi yang seimbang," tegas Samsul.
Klaster Susu Mulya Abadi saat ini menjadi salah satu kelompok peternak dengan harga susu tertinggi dan memiliki fasilitas sistem pembayaran yang terintegrasi melalui bank.
"Pembayaran susu setiap bulan langsung melalui rekening BRI. Ini membuat keuangan kelompok kami transparan dan terjamin," kata Samsul.
Setiap hari, menurut Samsul, klaster ini mampu menyetor susu hingga 10 ton atau sekitar 10.000 liter. Penyetoran dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore. "Susu yang sudah diperah disimpan terlebih dahulu di tiga mesin pendingin dengan total kapasitas 7.500 liter, sebelum diangkut oleh truk tangki," jelasnya.
Ia berharap peternak bisa menambah jumlah sapinya dan meningkatkan produksi susu. Dengan kerja keras dan dukungan BRI, dua yakin peternak di Pudak akan semakin maju dan sejahtera.