Malang Raya (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Jawa Timur mendukung keterlibatan salah satu konsorsiun Gandrung Tirta dalam mengembangkan sektor agribisnis.
Kepala Bappeda Kabupaten Malang Tomie Herawanto di Desa Ketindan, Kabupaten Malang, Rabu, mengatakan Gandrung Tirta merupakan mitra strategis untuk mengakselerasi target indeks ekonomi hijau sebesar 66,84 persen pada 2045.
"Pengembangan agribisnis tidak hanya soal peningkatan produktivitas memenuhi permintaan pasar tetapi memastikan keberlanjutannya," kata Tomie di Malang, Rabu.
Pihaknya pun turut mengajak seluruh pihak untuk terlibat bersama-sama mewujudkan misi tersebut.
"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan ambil bagian di dalam inivasi Gandrung Tirta demi mewujudkan transformasi ekonomi hijau," ujarnya.
Gandrung Tirta merupakan konsorsium yang lahir dari hasil pendampingan GoTo Impact Foundation.
Konsorsium tersebut salah satu konsentrasinya adalah mengembangkan agribisnis pada komoditas kopi.GoTo Impact Foundation (GIF) mendukung penciptaan inovasi berkelanjutan pada bidang agribisnis untuk komoditas kopi di Kabupaten Malang, Jawa Timur lewat Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0.
Ketua GoTo Impact Foundation Monica Oudang mengatakan CCE 3.0 merupakan program pengembangan yang memadukan tiga langkah, yakni pemanfaatan internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan pemberdayaan masyarakat.
"Inisiatif ini mendukung para petani, pemuda, dan ibu rumah tangga di Desa Ketindan, Kabupaten Malang memanfaatkan peluang pasar kopi domestik yang diperkirakan terus meningkat," kata Monica.
Dia juga menyatakan program CCE juga bagian dari upaya keterlibatan pihaknya dalam memberikan solusi terhadap tantangan produktivitas petani kopi dalam negeri.
Sebagai contoh, kata dia, tingkat produktivitas 200 petani kopi jenis fine robusta di Desa Ketindan baru mencapai 43 persen.
"Selama lima tahun bergerak bersama 138 changemakers kami mempelajari bahwa perubahan positif dan berkelanjutan juga menyangkut bagaimana masyarakat bisa berdaya saing," ucapnya.
Sementara itu, Head of Connection & Growth GoTo Impact Foundation Varyan Griyandi di Malang, mengatakan proses pendampingan dalam hal pembentukan inovasi yang dilakukan meliputi kurasi, penyediaan wadah bagi warga membentuk konsorsium, fasilitas laboratorium pengembangan inovasi, dan implementasi.
"Kami berusaha membawa cara supaya para penggerak perubahan bisa menciptakan inovasi," ucapnya.
Dia berharap program ini bisa membantu menciptakan ekosistem positif kemajuan sektor agribisnis kopi di Malang.
"Jadi ini adalah ruang belajar untuk konsorsium, masyarakat, dan pemerintah di level lokal," kata dia.