Pacitan - Kementerian Pertanian merekomendasikan revitalisasi sebagian besar saluran irigasi di seluruh Indonesia yang ditengarai mengalami kerusakan parah/berat sehingga tidak bisa diselamatkan lagi. "Kalau kondisinya rusak berat, solusinya ya harus direvitalisasi. Kebijakan infrastruktur ini penting untuk mendukung program swasembada beras nasional," ujar Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu. Rusman mengindikasikan jumlah saluran irigasi pertanian di seluruh Indonesia yang mengalami kerusakan sangatlah banyak. Tanpa menyebut angka pasti, ia menggambarkan kerusakan infrastruktur pertanian tersebut mencapai 50 persen, meliputi kerusakan berat, sedang, dan ringan. Akibatnya, lanjut dia, fungsi irigasi tidak dapat optimal, khususnya dalam menyuplai air ke persawahan. Selain pembenahan sarana pengairan, wamen pertanian juga mengisyaratkan perlunya pembangunan bendungan-bendungan baru di sejumlah daerah. Tetapi karena karena kewenangannya ada di kementerian lain, maka Kementrian Pertanian hanya dapat melakukan kordinasi saja. "Pembangunan bendungan baru sampai saluran primer merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum. Merekalah yang punya kewenangan di berbagai macam infrastruktur, dan tentu saja infrastruktur pertanian harus berkompetisi untuk dapat prioritas," ujarnya. Diakui Rusman, kondisi sarana irigasi yang belum memadai akan menyebabkan produksi pangan tidak maksimal. Ia lantas mencontohkan, sebuah lahan yang menggunakan pengairan teknis kemungkinan kecil akan mengalami puso. "Ini berbeda halnya dengan sawah yang masih mengandalkan tadah hujan,"kata Rusman. *
Kementerian Pertanian Dorong Revitalisasi Sarana Irigasi
Minggu, 15 Juli 2012 18:20 WIB