Lamongan (ANTARA) - Program Cegah Perkawinan Anak (Cepak) yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Lamongan memberikan edukasi kepada 5.637 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Lamongan.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Lamongan Anis Yuhronur Efendi mengatakan program edukasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bahaya perkawinan usia anak dini dari berbagai aspek.
“Materi yang diberikan meliputi kesehatan reproduksi, risiko pernikahan dini, dan bahaya seks bebas," katanya usai verifikasi lapangan yang dilakukan secara daring oleh Tim Verifikasi Kabupaten atau Kota Layak Anak (KLA) di Lamongan, Jawa Timur, Selasa.
Anis mengatakan program edukasi Cepak yang rutin dilaksanakan selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) agar siswa SMP mewaspadai sekaligus memahami dampak perkawinan usia dini baik dari sisi kesehatan maupun agama.
Ia berharap program itu mampu menjadi langkah bagi pemerintah daerah setempat untuk mencegah minat perkawinan usia muda pada para siswa sedini mungkin.
"Ini bagian dari upaya pencegahan sejak remaja,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Ai Maryati Solihah mengatakan upaya Pemkab Lamongan dalam mengedukasi ribuan pelajar tersebut berbasis data.
Ia menyebutkan sebanyak 70 persen indikator penilaian KLA fokus pada aspek pencegahan sehingga langkah yang dilakukan Pemkab Lamongan sangat relevan.
"Data kecil seperti ini bisa menjadi acuan untuk program, regulasi, dan inovasi,” kata Ai Maryati.
Ai Maryati menjelaskan dalam hal ini sangat penting adanya pendekatan by name by address agar intervensi terhadap masalah anak lebih tepat sasaran.
Terlebih, melalui pendekatan by name by address dapat diketahui profil anak termasuk latar belakang keluarga, status hukum orang tua, hingga potensi risiko lainnya.
"Profil anak sangat penting. Data ini lah yang menjadi dasar mitigasi,” ujarnya.
Ia pun mendorong adanya keterlibatan lintas sektor di seluruh lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak.
Sejalan dengan hal itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan dan perlindungan anak yang telah dilakukan melalui berbagai program.
Selain program cepak, salah satu inovasi Pemkab Lamongan adalah Program 1-10-100 yang mampu menurunkan angka stunting dari 27 persen menjadi 9 persen hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Yuhronur menambahkan, Program 1-10-100 melibatkan satu orang tua asuh yang mendampingi 10 anak asuh untuk diberikan makanan bergizi selama 100 hari.
Program Cepak edukasi 5.637 siswa SMP di Lamongan
Selasa, 22 April 2025 18:04 WIB

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Anis Yuhronur Efendi beserta jajaran saat mengikuti verifikasi lapangan yang dilakukan secara daring bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (Kemen PPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Lamongan, Jawa Timur, Selasa, (22/4/2025). (ANTARA/ HO-Prokopim Lamongan)