Omzet Usaha Konveksi di Pacitan Naik 60 Persen
Selasa, 3 Juli 2012 20:46 WIB
Pacitan - Omzet usaha konveksi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, naik sekitar 60 persen dibanding hari-hari biasa seiring meningkatnya permintaan baju/seragam sekolah, selama beberapa pekan terakhir.
"Selain seragam, permintaan atribus sekolah juga meningkat tajam. Dalam sepekan terakhir kenaikannya rata-rata bisa mencapai 60 persen," ujar Sukadi, salah seorang pengusaha konveksi di Kelurahan Pacitan, Kecamatan Pacitan, Selasa.
Kenaikan omzet setiap pengusaha konveksi memang tidak merata, namun selisihnya tidak terlalu mencolok. Peningkatan omzet juga dinikmati para pedagang konveksi yang menyediakan aneka kebutuhan seragam untuk sekolah.
Tren positif tersebut berdampak terhadap harga setiap jenis seragam maupun atribut sekolah yang diperdagangkan. Beberapa pengusaha maupun pedagang konveksi saat ini mulai menaikkan harga untuk meraup keuntungan lebih banyak.
Sukiyati, salah seorang pengusaha konveksi mengaku, dirinya sengaja menaikkan harga sejumlah produk seragam sekolah karena memang harga kain sebagai bahan baku pun juga meningkat.
Menurut pengakuannya, satu stel kostum kaos olahraga, misalnya, kini dijual Rp40 ribu atau naik Rp3.000 dari harga sebelumnya senilai Rp37.000.
Demikian juga dengan harga kaos kostum sekolah, dari sebelumnya dipatok dengan harga Rp85 ribu kini naik menjadi Rp110 ribu per lembar.
"Sekalipun dinaikkan, tapi hal ini tidak berpengaruh terhadap pelanggan kami. Penjualan tetap lancar karena permintaan memang terus meningkat," tuturnya.
Sukiyati mengatakan, jika ada pelanggannya yang merasa kemahalan biasanya memesan bahan yang harganya lebih murah.
Ia menambahkan, sejak Juni lalu dia mendapat order yang diterima per hari mencapai 600 potong kaos olahraga. Pakaian itu merupakan pesanan dari sejumlah sekolah.
Jumlah itu belum termasuk puluhan order pembuatan seragam sekolah oleh perorangan. "Tahun ajaran baru merupakan berkah bagi saya. Bila di hari-hari biasa omzet per bulan hanya Rp12 juta, saat ini naik Rp20 juta," imbuhnya.
Menurut dia, angka kenaikan omzet sebesar 60 persen diperkirakan masih akan terus bertambah. Terlebih sampai sekarang ada sekolah yang telah menjadi langganan belum mengajukan order, dan jumlahnya tidak sedikit.
Dari peningkatan itu, usaha yang telah ditekuni sejak beberapa tahun lalu itu menghasilkan omzet senilai Rp6 juta selama dua pekan ini. Padahal, rata-rata jumlah uang yang didapat selama sebulan kisaran Rp10 juta. (*)