Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto optimis Indonesia mampu menghadapi situasi kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor perdagangan.
“Saya sangat prihatin, tapi ini fakta yang dihadapi semua dunia. Saya percaya fondasi kita kuat, whatever happened, saya kira kita akan mampu bertahan," kata Presiden dalam sesi wawancara bersama tujuh jurnalis media nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, dilansir dari Tim Media Presiden di Jakarta, Selasa.
Kepala Negara mengatakan bahwa kerukunan dan gotong royong masyarakat telah terbukti efektif membawa Indonesia bertahan dari situasi kritis, masing-masing di 1998, 2008, termasuk pandemi COVID-19.
Kendati demikian, Presiden tak menampik bahwa industri padat karya di Tanah Air seperti tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur akan terdampak.
Kepala Negara kemudian menegaskan komitmennya untuk mencari jalan keluar dan memitigasi dampak yang berpotensi muncul.
“Saya harus kumpul dengan tokoh-tokoh industri, kita bicara, kita cari jalan keluar, kita mitigasi kesulitan yang akan ditimbulkan,” ujarnya.
Merespons isu lainnya, Presiden juga menegaskan bahwa fundamental Indonesia terkait pasar modal juga kuat dan baik.
Ia menambahkan, pasar modal adalah pasar saham yang dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan terdapat siklus yang terkadang memicu fluktuasi nilai saham.
Di sisi lain, utang negara serta inflasi Indonesia, disebut Presiden, termasuk ke dalam kategori yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.
“Kalau saya lihat, fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham, kita punya kekuatan dan kita akan investasi. Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal karena Indonesia punya kekuatan," katanya.
Kepala Negara menambahkan, bahwa utang pemerintah Indonesia termasuk yang relatif kecil bila dibandingkan dengan banyak negara.
"Inflasi kita terendah di dunia,” kata Prabowo.