UPT Bengawan Solo Tutup Pintu Waduk Pacal
Rabu, 20 Juni 2012 14:02 WIB
Bojonegoro - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, menutup pintu pengeluaran air Waduk Pacal, sejak dua hari lalu.
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik, di Bojonegoro, Rabu, mengatakan, UPT Bengawan Solo selaku pengelola Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang itu menutup pintu pengeluaran air setelah memperhitungkan tampungan air mencapai titik minimal.
"Air di waduk diperkirakan masih tersisa lebih dari dua juta meterkubik dengan ketinggian air pada papan duga 105 meter. Air masih bisa dikeluarkan, tapi sesuai prosedur operasional harus ada air di dalam waduk sekitar dua juta meterkubik, sebagai usaha mengamankan bangunan waduk," ungkapnya.
Ia mengakui, para petani di sepanjang daerah irigasi masih banyak yang membutuhkan pasokan air untuk tanaman padinya, di antaranya di Kecamatan Baureno dan Kepohbaru.
Namun, tambah Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Daya Air, Rudianto, sebagian besar tanaman padi yang juga masuk jaringan irigasi Waduk Pacal di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo, Sukosewu, Kapas dan Balen, sudah tidak membutuhkan air.
Ia menyebutkan, luas tanaman padi di sepanjang jaringan irigasi Waduk Pacal, baik di sawah teknis maupun nonteknis, mencapai 23.000 hektare.
"Tanaman padi di wilayah tengah sudah mulai panen dengan hasil yang normal, sebab ketika air Waduk Pacal mulai menipis, ternyata di daerah setempat turun hujan," katanya, menjelaskan.
Sementara itu Kepala UPT Wilayah Timur Dinas Pengairan, Masdar membenarkan, tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo, yang luasnya mencapai 697 hektare bisa panen dengan normal, karena selama musim tanam tercukupi airnya.
Hanya saja, lanjutnya, areal tanaman padi seluas 1.700 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Baureno dan Kepohbaru yang tidak bisa mendapatkan pasokan air Waduk Pacal secara optimal mengalami penurunan produksi.
"Penurunan produksi tanaman padi di dua kecamatan itu mencapai 50 persen dibandingkan dalam kondisi normal," katanya, menambahkan.
Waduk Pacal dibangun Belanda pada tahun 1933 yang awalnya mampu menampung air hujan 43 juta meterkubik, tapi karena besarnya sedimen, kemampuan daya tampungnya menurun hanya tinggal 23 juta meter kubik. (*)