Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Selasa melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Legi untuk memantau harga serta ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah.
Hasilnya, beberapa komoditas terpantau stabil, namun harga Minyakita masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Di lapangan, TPID menemukan Minyakita dijual seharga Rp16.500 per liter, lebih tinggi dari HET yang tercantum di kemasan, yakni Rp15.700 per liter.
Menurut pedagang, keterbatasan stok menjadi alasan utama harga minyak bersubsidi itu melampaui HET.
"Minyakita Rp16.500 per liter, masih stabil meski di atas HET. Pedagang mengaku pasokannya terbatas, dan mereka membelinya dengan harga yang sudah tinggi," kata Lisdyarita.
Selain minyak goreng, TPID juga mengecek pasokan dan harga aneka bumbu dapur, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, serta daging ayam dan sapi.
Stok di pasar terpantau melimpah, tetapi harga cabai rawit mengalami lonjakan signifikan hingga Rp80.000 per kilogram.
Sementara itu, harga bahan pokok lain, seperti beras dan gula pasir, masih relatif stabil.
"Masyarakat tidak perlu panik, stok bahan pokok melimpah dan kondisi tetap aman terkendali. Memang harga cabai naik, tapi komoditas lain masih stabil," ujar Lisdyarita.
Selain mengecek stok dan harga, TPID serta Wabup Lisdyarita turut memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan dan minuman kemasan di Pasar Legi untuk memastikan keamanan pangan menjelang Lebaran.
"Tanggal kedaluwarsa masih jauh, tetapi masyarakat tetap harus teliti sebelum membeli," katanya.