Bulog Bojonegoro Serap 134 Ton Setara Beras
Jumat, 15 Juni 2012 15:38 WIB
Bojonegoro - Pengadaan beras dan gabah di wilayah Bulog Sub Divre III Bojonegoro, yang mencakup Bojonegoro, Tuiban dan Lamongan, mampu menyerap 134 ton setara beras, melampaui prognosa sebanyak 132 ribu ton setara beras hingga pertengahan Juni 2012.
Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Damin Hartono Roestam, Jumat, mengatakan, pengadaan beras dan gabah di tiga kabupaten yang melibatkan 170 mitra kerja, termasuk sekitar 20 gabungan kelompok tani (Gapoktan), masih tetap berjalan, tidak terpengaruh perolehan yang melampaui prognosa.
Bahkan, lanjutnya, pihaknya memasang target, bisa menyerap 180 ribu ton setara beras selama tahun ini mengingat masih ada panen tanaman padi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, pada kemarau ini.
"Sepanjang panen tanaman padi kemarau berjalan normal tidak terserang hama dan ada lokasi penyimpanan gudang yang memadai perolehan 180 ribu ton tidak sulit," katanya menegaskan.
Hanya saja, menurut dia, besarnya pemasukan mitra kerja, mulai menurun. Pada puncak panen lalu bisa mencapai 3.200 ton setara beras per hari, saat ini hanya sekitar 1.000 ton setara beras.
"Tapi, semua mitra kerja tetap aktif melakukan pembelian beras dan gabah di lapangan, hanya perolehannya yang menurun," ucapnya.
Ia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan mitra kerja, terpaksa menyewa gudang lokasi penyimpanan beras dan gabah milik swasta di 20 lokasi di tiga kabupaten.
Masalahnya, menurut dia, gudang penyimpanan milik Bulog Sub Divre III di Kecamatan Kalitidu Bojonegoro, Wire Tuban, Babat dan Lamongan, kapasitasnya hanya mampu menampung 51.500 ton setara beras.
"Semua gudang yang kita sewa, tetap harus memenuhi persyaratan, mulai segi keamanan, juga yang lainnya," katanya.
Ia menambahkan, pembelian beras yang dilakukan tetap sesuai Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah untuk harga beras Rp6.600 per kilogram dan gabah Rp4.200 per kilogram gabah kering giling (GKG).
"Beras yang kita beli kualitasnya medium, untuk konsumsi masyarakat menengah kebawah," ucapnya. (*)