Pertunjukan balet "Moana" hadir di Surabaya

Surabaya (ANTARA) - Premiere School of Ballet menghadirkan pertunjukan balet yang mengisahkan perjalanan karakter di film "Moana" tanpa dialog, lewat gerakan tari yang dinamis dan ekspresif dengan durasi sekitar satu jam di Surabaya, Jawa Timur.

Principal and Artistic Director Premiere School of Ballet Sylvi Panggawean mengatakan jika produksi Moana, memakan waktu sekitar lima bulan termasuk pemilihan lagu, penyusunan gerakan, serta persiapan kostum.

"Menariknya, pembuatan koreografi justru menjadi proses yang paling singkat, kurang dari satu bulan. Pemilihan musik yang berlangsung lama karena harus menyesuaikan dengan gerakannya," ucap Sylvi saat konferensi pers di Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Sabtu.

Ia juga mengakui jika dalam beberapa bulan terakhir menjadi periode tersibuk bagi sekolahnya, karena juga melaksanakan ujian balet bersama Royal Academy of Dance London sebelum melakukan latihan pementasan Moana.

Ia berharap, karya original balet Moana bisa menginspirasi teman-teman pelaku seni tari se-Surabaya untuk berani berkarya dan berani mengemas cerita dalam sebuah tarian panjang.

"Selain itu juga memberikan kesempatan bagi penari-penari untuk tampil di atas panggung besar," ujarnya.

Kisah "Moana" dibuka dengan adegan masa kecil sang tokoh utama. Diiringi lagu How Far I’ll Go, Moana kecil bertransformasi menjadi remaja yang diperankan oleh Farahdhila, murid Grade 5 di Premiere.

Seperti dalam film aslinya, Moana mengarungi lautan untuk mengembalikan "Heart of Te Fiti" demi menyelamatkan Motunui dari kutukan.

Dalam perjalanannya, Moana dibantu oleh Maui, manusia setengah dewa yang diperankan oleh Michael, seorang murid sekaligus pengajar hip hop di Premiere.

Petualangan keduanya diwarnai berbagai tantangan, mulai dari serangan bajak laut Kakamora, hujan meteor, hingga pertemuan dengan kepiting raksasa Tamatoa.

Pertunjukan mencapai puncaknya saat Moana menghadapi Te Ka, yang ternyata adalah Te Fiti dalam wujud lain.

Meskipun tanpa dialog, jalan cerita pertunjukan itu tetap mudah dipahami berkat pemilihan lagu yang tepat dan ekspresi mendalam dari para penari.