Mendikbud Minta Program Bidik Misi Tepat Sasaran
Sabtu, 12 Mei 2012 17:57 WIB
Tuban - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh meminta seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) melakukan evaluasi program Bidik Misi, agar siswa yang diterima bisa tepat sasaran yakni siswa berprestasi dari keluarga miskin.
"Kami sudah menginstrusikan perguruan tinggi untuk melakukan cek ulang siswa yang diterima dalam program Bidik Misi. Memang ada anak dosen dari perguruan tinggi yang diterima dalam program Bidik Misi, tapi jumlahnya tidak banyak," katanya kepada ANTARA di Tuban, Sabtu.
M. Nuh menyerahkan berbagai bantuan pendidikan senilai Rp4,5 miliar kepada pelajar di Tuban yang merupakan program PT Semen Gresik dalam rangka memperingati Hhari Pendidikan Nasional. Bantuan itu di antaranya berupa komputer, tas sekolah, sepeda,dan bea siswa kepada pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Ditanya sanksi bagi PTN yang salah menerapkan program Bidik Misi, Nuh berjanji akan memberikan teguran kalau memang ada bukti.
"Kami minta dalam melakukan pengecekan harus teliti, harus langsung melakukan kunjungan ke lapangan, sehingga bisa tahu banyak. Bukan hanya berdasarkan laporan di atas kertas," katanya menegaskan.
Ia menjelaskan, siswa berprestasi dari keluarga miskin yang diterima dalam program Bidik Misi di 100 PTN di seluruh Indonesia pada 2012 jumlahnya mencapai 42 ribu, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 30 ribu.
Menyinggung kerusakan bangunan sekolah, ia menyatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20,4 triliun di dalam APBN 2012 yang akan dimanfaatkan untuk memperbaiki 173 ribu ruangan sekolah mulai SD, SMP di seluruh Indonesia.
"Program memperbaiki bangunan sekolah SD dan SMP di Indonesia tahun ini, rampung," katanya.
Sementara itu, Direktur PT Semen Gresik Dwi Soetjipto menjelaskan, pihaknya akan terus mendorong berkembangnya pendidikan, untuk ikut membantu menciptakan generasi yang unggul di masa mendatang.
"Kita harus mencatat sejarah yang baik di masa mendatang, bukan sejarah yang buruk," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Tuban Fathul Huda menyatakan, pemkab mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 22 persen di dalam APBD. Prioritas anggaran pendidikan tersebut, dimanfaatkan untuk membiayai pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu di SMA dan SMK.
"Tahun depan, kami akan menambah lagi anggaran pendidikan, sehingga siswa keluarga miskin di SMA dan SMK, semuanya bisa gratis," katanya.
Namun, menurut dia, siswa yang menjalani pendidikan di lembaga swasta, masih belum bisa menikmati fasilitas pendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah.
"Pemkab belum bisa berbuat banyak membantu lembaga pendidikan swasta, seharusnya menjadi pemikiran kita bersama," katanya. (*).