Potensi Pengembangan Gandum dan Sorgum Jatim Besar
Rabu, 2 Mei 2012 16:31 WIB
Surabaya - Potensi pengembangan penanaman gandum dan sorgum (sejenis gandum) besar di Jawa Timur/Jatim karena keberadaan lahan penanaman komoditas tersebut sangat luas di provinsi ini.
Kepala Seksi Serealia Lainnya Dinas Pertanian Jatim, Alief Fuady, menjelaskan, sampai sekarang potensi pengembangan gandum di Jatim mencapai 1.000 hektare. Kini, total lahan penanaman gandum yang sudah terealisasi mencapai 300 hektare dengan 200 hektare di antaranya berada di Kecamatan Tosari Pasuruan dan sisanya menyebar di Malang, Probolinggo, dan Lumajang.
"Sementara, potensi pengembangan sorgum di Jatim mencapai 10.000 hektare," katanya, ditemui di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, selama ini total lahan penanaman sorgum di wilayah kerjanya hanya mencatatkan luas 950 hektare atau minim dibandingkan potensi pengembangan penanaman komoditas tersebut yang mencapai 10.000 hektare.
"Dari luasan lahan sorgum di Jatim, dominasi lahan seluas 500 hektare berada di Lamongan dan sisanya menyebar ke daerah lain di antaranya Bojonegoro, Tuban, Pacitan, Sampang, Bangkalan, Sumenep," ujarnya.
Secara umum, ia menilai, potensi pengembangan sorgum lebih besar dibandingkan gandum di Jatim menyusul karakteristik provinsi ini mayoritas merupakan dataran rendah. Sementara, produktivitas gandum di Jatim bisa mencapai antara 1 ton hingga 1,5 ton per hektare.
"Sorgum sangat cocok ditanam di dataran rendah dan cuaca panas sedangkan gandum harus ditanam di lahan yang berada di dataran tinggi," katanya.
Namun, tambah dia, sampai sekarang pihaknya menyayangkan karena sedikit petani di Jatim yang berkenan menanam sorgum maupun gandum. Padahal, kemandirian pangan harus dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
"Mayoritas petani beranggapan penanaman sorgum atau gandum prosesnya rumit dan memerlukan biaya besar. Bahkan, pasar sorgum dan gandum sama-sama belum jelas sehingga petani ragu menanamnya," katanya.
Akan tetapi, kata dia, sesuai hitungannya biaya produksi sorgum saat ini cukup membutuhkan antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hektare.
"Dari besaran tersebut, petani bisa memproduksi antara 2,5 ton hingga 3 ton sorgum per hektare dalam enam bulan sekali," katanya. (*)