Situbondo (ANTARA) - Banjir bandang yang menerjang puluhan rumah warga dan fasilitas umum disebabkan karena sungai pembuangan avor C9 di Desa/ Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, tidak berfungsi dengan baik, kata Kapolsek Kendit Iptu Pol Harsono, Rabu.
"Saya sampaikan bahwa banjir luapan sungai di Desa Kendit karena tidak mampu menampung debit air, karena air bukan berasal dari sungai tapi berasal dari anak sungai dan saluran irigasi yang berada di sekitar sungai hingga meluap dan terjadi banjir," katanya.
Iptu Pol Harsono menegaskan bahwa sungai tidak berfungsi semestinya karena di hulu sungai hingga hilir sejauh 4 kilometer ditanami rumput gajah oleh warga setempat dengan ketinggian 1,5 meter dan ditambah lagi dengan limbah rumah tangga.
Menurut dia, banjir luapan air sungai itu dari hulu airnya mengalir normal, namun setelah sampai di sungai yang terdapat tanaman rumput gajah aliran air terhambat.
Rumput gajah yang ditanam oleh warga di desa itu mengalami pendangkalan, dan sungai pembuangan avor C9 yang semestinya kedalamannya mencapai 5 meter mengalami pendangkalan hanya tersisa 2 meter.
"Kedalaman sungai tersisa 2 meter. Saat musim kemarau air sungai kering dan ditanami rumput gajah di sungai tersebut," ujar Iptu Pol Harsono.
Dia juga berharap kepada instansi terkait yang punya kewenangan mengatasi pendangkalan sungai segera melakukan normalisasi sehingga air sungai bisa mengalir normal.
"Sungai di Desa Kendit ini terjadi pendangkalan, sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras di hulu," kata Harsono.
Banjir bandang di Desa/ Kecamatan Kendit, terjadi pada Selasa (24/12) sore dan banjir yang membawa material lumpur dan potongan kayu itu menerjang sebanyak 86 rumah warga dan beberapa fasilitas umum seperti jembatan, dan masjid.
Ketinggian air bercampur lumpur menggenangi jalan raya Desa Kendit mencapai 100 meter, sedangkan yang menggenangi rumah warga setinggi 50 cm.