Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya Vykka Anggradevi Kusuma dalam keterangannya di Surabaya, Selasa, mengatakan stok bahan pangan aman dengan harga yang stabil dan masyarakat diimbau tidak perlu panic buying dalam membeli bahan pangan pokok, terutama minyak goreng.
Ia mengatakan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) di Kota Pahlawan pada Desember berada di angka 3,8, artinya, stok bahan pangan yang dimiliki cukup untuk kebutuhan masyarakat.
"Ketersediaan bahan pangan di pasaran sangat cukup. Masyarakat tidak perlu panik atau menimbun stok makanan," ujarnya.
Vykka menjelaskan sebelumnya Pemkot Surabaya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelontorkan stok bahan pangan, seperti minyak goreng, beras, tepung terigu hingga gula di 69 pasar. Kios TPID yang ada di pasar akan melayani pedagang maupun masyarakat umum, sehingga ketersediaan stok dan harga dipastikan stabil sesuai aturan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Terutama stok Minyakita sudah didistribusikan ke pasar-pasar melalui TPID, jadi masyarakat tidak perlu khawatir atau berlebihan dalam membeli. Stok tercukupi di harga Rp16 ribu untuk Minyakita," katanya.
Selain melalui TPID, Vykka menyebut Pemkot Surabaya terus melakukan pengendalian inflasi melalui operasi pasar, pasar murah serta menerjunkan satgas untuk melakukan monitoring langsung di lapangan.
"Jadi, menjelang Natal sampai Tahun Baru, kami melakukan monitoring dan evaluasi bersama jajaran samping terkait harga-harga yang ada di pasar. Kami mengupayakan agar stok terkendali dengan harga yang stabil," paparnya.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar tetap bijak dalam membeli bahan pangan untuk kebutuhan Nataru. Sebab, stok bahan pangan di Kota Surabaya cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami menjamin bahan pangan masih sangat mencukupi dan terkendali. Jadi, warga diharapkan membeli dengan sewajarnya tidak perlu panic buying," katanya.