Lamongan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamongan berupaya untuk menurunkan angka stunting melalui langkah intervensi sensitif dan spesifik yang menyasar orang tua dan balita masyarakat di wilayah setempat.
"Capaian angka prevalensi stunting pada 2023 memang sudah turun 9,4 persen dari tahun sebelumnya 27,05 persen. Namun angka tersebut masih jauh di bawah target nasional maupun provinsi," ujar Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Abdul Rouf saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, Jumat.
Meski turun, ia meminta agar intervensi sensitif dan spesifik dengan melakukan perbaikan pada pola asuh, pemberian bantuan sosial, penyediaan sarana air bersih dan jamban secara masif dilakukan oleh TPPS.
Selain itu, konsistensi dalam menurunkan prevalensi stunting tersebut bertujuan agar mampu mengukur tingkat ketepatan sasaran program yang sudah dilaksanakan.
"Kami telah membahas dan mengevaluasi apa yang sudah dilaksanakan, menentukan rencana ke depan dan mencari solusi dari kendala-kendala yang terjadi di lapangan," katanya.
Abdul Rouf menjelaskan komitmen pemkab setempat dalam percepatan penurunan stunting tertuang dalam Peraturan Bupati nomor 60 tahun 2023 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Lamongan.
"Perbup ini mengacu pada Perpres nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting," jelas Rouf.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Lamongan Aini Mas'idha membenarkan jika saat ini pihaknya fokus pada pelaksanaan intervensi sensitif dan spesifik.
"Secara tidak langsung intervensi sensitif dan spesifik ini memengaruhi penurunan stunting di Lamongan," kata Aini.
Ia menjelaskan salah satu realisasi dari intervensi sensitif adalah Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang mengedukasi seluruh orang tua di Kabupaten Lamongan dalam pola asuh balita.
"Intervensi sensitif dan spesifik seperti ini terus kita lakukan dengan pola kolaborasi lintas pemangku kepentingan dengan harapan target sebagai daerah zero stunting dapat terealisasi," jelasnya.
Pemkab Lamongan intervensi sensitif-spesifik guna turunkan stunting
Jumat, 29 November 2024 13:26 WIB