Banyuwangi - Syahbandar Pelabuhan Ketapang masih memberlakukan sistem buka-tutup di jalur penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa-Bali itu, meski aktivitas pelayaran di Pelabuhan Ketapang sudah kembali normal selama beberapa hari terakhir. Kepala Syahbandar Pelabuhan Ketapang, Sentot Budi Santoso, Minggu, mengatakan pihaknya meminta para nahkoda kapal untuk berhati-hati dan memperhatikan cuaca di perairan saat berlayar karena cuaca esktrim tersebut masih berpotensi terjadi di Selat Bali. "Saya minta semua nahkoda harus hati-hati demi menjaga keselamatan penumpang selama pelayaran karena cuaca saat ini sedang tidak bersahabat," tuturnya. Pelayaran di jalur penyeberangan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) - Gilimanuk (Jembrana, Bali) sempat ditutup selama tiga jam pada Kamis siang (15/3) akibat cuaca buruk. Sentot meminta setiap kapal yang beroperasi memperhatikan muatan yang dibawa dan tidak sampai melebihi kapasitas (overload) karena hal tersebut dapat membahayakan kapal yang bersangkutan. "Kami juga meminta seluruh operator pelayaran untuk mengikat setiap kendaraan yang ada di kapal agar tidak bergeser dan hal itu berfungsi untuk mengurangi guncangan di kapal," paparnya. Mengikat kendaraan di kapal, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk menghindari muatan tercebur ke laut saat terjadi guncangan akibat gelombang tinggi. Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi kecepatan angin yang terjadi di Selat Bali masih berkisar antara 30 - 40 knot dengan tinggi gelombang bisa mencapai 3 meter.(*)
Syahbandar Ketapang Berlakukan Sistem Buka-Tutup Pelabuhan
Minggu, 18 Maret 2012 18:27 WIB