Jakarta (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) memastikan tidak ada lagi korban yang tertimbun usai erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Jadi korban jiwa masih sembilan orang," kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Edy Prakoso di Jakarta, Selasa malam.
Dia menjabarkan bahwa kepastian tersebut didapatkan setelah tim SAR kembali melakukan penyisiran terhadap puing-puing bangunan runtuh hingga wilayah lembahan - perbukitan dekat pemukiman warga di tiga desa terdampak erupsi pada operasi hari kedua Selasa pagi hingga sore.
Wilayah sasaran operasi tim SAR ini meliputi Desa Hokeng Jaya, Boru, Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur yang diketahui berjarak sekitar 5 kilometer dari arah bukaan kawah dan merupakan kawasan paling terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Senin (4/11) dini hari.
Operasi penyisiran yang dipimpin oleh Kepala Kantor SAR Maumere tersebut tidak hanya penyisiran darat tapi juga dilakukan dengan pemantauan udara menggunakan drone thermal dengan hasil yang sama.
Terlepas dari situ Basarnas yang mengerahkan puluhan petugas dari Kantor SAR Maumere masih tetap bersiaga di posko utama bersama dengan ratusan petugas dari BPBD, Tagana, TNI dan Polri setempat selama masa tanggap darurat ini.
Data yang diterima Basarnas dari Pusdalops BPBD Flores Timur, sampai dengan Selasa sore ada sebanyak 1.771 orang warga yang dievakuasi ke tempat pengungsian. Masing-masing sebanyak 673 orang di Desa Bokang Wulumatang, 787 orang di Konga, dan Desa Lowalaga 312 orang pengungsi.
Basarnas memastikan jasad kesembilan orang korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sudah diserahkan petugas kepada pihak keluarga masing-masing.
Sementara untuk korban luka terdata ada sebanyak 31 orang yang mengalami luka berat dan 32 orang luka ringan. Mereka dirawat di Puskemas Boru dan Puskesmas Lewolaga, dan satu di antaranya atas nama Alfonsus (Andi) yang dilaporkan dalam kondisi kritis dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hendrikus Fernandez di Larantuka.