Tarif BBM Industri Ancam Pengusaha Kapal Barang
Minggu, 11 Maret 2012 12:07 WIB
Denpasar - Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi per 1 April 2012 mengancam eksistensi pengusaha kapal barang karena ke depan mereka terkena tarif BBM industri.
"Apalagi seperti di Bali, tarif BBM industri lebih mahal dibandingkan BBM subsidi," kata "General Manager" PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) Cabang Benoa, Iwan Sabatini, ditemui di Denpasar, Minggu.
Kalau subsidi pebisnis layanan jasa pengangkutan barang dengan moda transportasi laut dicabut, khawatir dia, perusahaan yang selama ini bergerak di bidang pengiriman barang, misalnyai, Meratus akan berpikir ulang meneruskan bisnisnya di Bali.
"Kalau dia terkena tarif industri, harga layanan jasa pengangkutan barang dari moda transportasi laut kian meningkat. Lalu, apa saat itu masyarakat di Bali bisa menerimanya kan belum tentu," ujarnya.
Selain itu, prediksi dia, justru peluang pasar angkutan barang yang selama ini menggunakan kapal beralih menjadi ke angkutan darat kian besar. Ketika banyak kendaraan pengangkut kontainer itu melalui jalur darat, arus barang di Bali semakin padat.
"Jika infrastruktur di Bali, misalnya, jalan raya siap menanggung beban berlebih dibandingkan kondisi normal tersebut ya silakan," tuturnya.
Namun, tambah dia, dampak lainnya adalah sejumlah jalur darat di Bali bisa rusak karena jumlah kendaraan berat yang lewat lebih besar daripada kemampuannya.
"Sementara, daerah yang selama ini menjadi tujuan pengiriman barang dari atau ke Bali bisa terkena imbas karena tingginya tarif jasa pada masa mendatang," tukasnya.
Ia mencontohkan, jika Jawa Timur menjadi tujuan pengiriman barang dari Bali maka saat komoditas tersebut dipasarkan harga jualnya lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sekarang.
"Dengan kondisi itu, arus barang melalui kapal, misalnya, di Bali turun dari yang selama ini mencapai 86 kapal menjadi 82 kapal," ucapnya.
Sementara itu, lanjut dia, kini potensi perkembangan pelabuhan di Bali sangat besar, terutama sebagai pelabuhan pariwisata berkelas internasional, termasuk di Bali bagian Timur.
"Beberapa waktu lalu kami juga telah mengoperasionalkan Tanah Ampo sebagai pelabuhan yang terealisasi atas jalinan kerja sama kami dengan pemerintah daerah setempat," katanya.(*)