Ankara (ANTARA) - Jepang menyatakan 'keprihatinan serius' terkait memburuknya situasi di Lebanon sambil kembali menegaskan permintaan untuk gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah.
Kementerian Luar Negeri Jepang melalui pernyataan pada Selasa (29/10), mengatakan bahwa keprihatinan serius itu disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Iwaya Takeshi melalui percakapan telepon kepada rmitranya dari Lebanon, Abdallah BouHabib,
Diplomat tinggi Jepang tersebut mengatakan bahwa negaranya mengutuk semua ancaman terhadap keselamatan dan keamanan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dan mendesak semua pihak untuk menerapkan penahanan diri secara maksimal dan berupaya sungguh-sungguh untuk penyelesaian diplomatik.
Iwaya mengatakan Tokyo memutuskan untuk memberikan hibah darurat sebesar 10 juta dolar AS (Rp157,4 miliar) untuk Suriah yang telah menyaksikan masuknya gelombang pengungsi dari Lebanon akibat memburuknya situasi kemanusiaan.
Hibah tersebut merupakan tambahan dari hibah serupa sebesar 10 juta dolar AS untuk Lebanon yang telah diumumkan minggu lalu, tambahnya.
Iwaya juga meminta kerja sama dalam melindungi warga negara Jepang di Lebanon.
Sementara itu, BouHabib mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan Jepang dan menyatakan bahwa Lebanon menempatkan pentingnya kerja sama dengan Jepang.
Ia juga menjelaskan perkembangan terbaru di lapangan dan upaya diplomatik Lebanon.
Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam menangani situasi serta mendukung perdamaian di Timur Tengah, demikian pernyataan tersebut.
Sumber : Anadolu
Jepang khawatir terhadap situasi di Lebanon dan tuntut gencatan senjata
Rabu, 30 Oktober 2024 11:59 WIB