BPBD Bojonegoro Pantau Pengaruh Banjir Solo
Kamis, 23 Februari 2012 10:05 WIB
Bojonegoro - Jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, memantau Bengawan Solo di wilayahnya, akibat pengaruh banjir luapan Bengawan Solo di Solo, Jateng, Rabu (22/3).
"Banjir Bengawan Solo di Solo, membawa pengaruh kenaikan air Bengawan Solo di Bojonegoro. Tapi, pengaruhnya tidak menimbulkan banjir di daerah hilir Bojonegoro dan sekitarnya," kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sutardjo, Kamis.
Ia menjelaskan, perjalanan debit air banjir Bengawan Solo yang terjadi di Solo tersebut, masuk daerah hilir Jatim sekitar 40 jam kemudian. Dengan demikian, kedatangan air banjir tersebut, masuk Bojonegoro pada Jumat (24/3) pagi.
"Itupun pengaruhnya tidak terlalu besar, sebab air Bengawan Solo di daerah Bojonegoro sekarang ini di bawah siaga banjir," ucapnya, menjelaskan.
Apalagi, lanjutnya, sejumlah anak sungai di daerah hilir Jatim, terutama di Bojonegoro, tidak terjadi banjir.
Berdasarkan data di BPBD, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Kamis mencapai 11.12 meter pukul 09.00 WIB, sedangkan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro mencapai 25,70 meter.
Sesuai standar operasional dalam menghadapi banjir Bengawan Solo di Bojonegoro, siaga I dengan ketinggian 13,00 meter dan di Karangnongko, Ngraho, 28,00 meter.
"Meski demikian, pemantauan ketinggian air Bengawan Solo, terus kita lakukan," ujarnya, menegaskan.
Bahkan, tambahnya, Bupati Bojonegoro Suyoto menjadwalkan melakukan pemantauan kondisi sepanjang Bengawan Solo di Bojonegoro, dengan menggunakan perahu karet pada 25 Februari.
Rencananya, lanjutnya, pemantauan dilakukan mulai Kecamatan Margomulyo yang berbatasan dengan Ngawi, hingga kecamatan kota.
"Berbagai sarana dan prasana penanggulangan bencana banjir sudah kita siagakan. Seperti perahu karet juga peralatan bantuan penanggulangan bencana dari Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) yang baru kita terima," paparnya.
Hal senada disampaikan petugas posko jaga di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono. Menurut dia, pengaruh luapan banjir Bengawan Solo di Solo tersebut tidak terlalu besar di daerah hilir Jatim, sebab air di daerah setempat sudah menunjukkan kencenderungan surut.
Disebutkan, air banjir luapan Bengawan Solo di Solo, tertinggi mencapai 8,89 meter (siaga III), Rabu (22/2) pukul 11.00 WIB dan terus menurun menjadi 7,42 pukul 21.00 WIB."Di daerah Ndungus, Ngawi, ketinggian air Bengawan Solo juga di bawah siaga banjir," ucapnya, menambahkan.(*)