Blitar - Ribuan warga dari sejumlah daerah berebut air siraman gong kiai pradah dalam agenda ritual "jamasan" untuk memandikan benda pusaka di alun-alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Senin. Warga percaya jika air bekas siraman gong itu membawa berkah. Mereka percaya jika mendapatkan air ataupun bunga dari bekas siraman gong itu akan mendapatkan panjang umur. Miratun (50), salah seorang warga asal Kota Blitar mengaku datang bersama dengan anggota keluarga lainnya ke lokasi siraman ini. Selain ingin melihat kegiatan, juga berharap berkah. "Kami berdoa, berharap berkah, diberikan kesehatan, panjang umur, rejeki yang melimpah, serta dijauhkan dari bahaya," ucapnya. Ribuan warga memang selalu datang memadati lokasi alun-alun tersebut. Mereka datang dalam acara yang diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhamamad 1433 Hijriah. Dalam prosesi memandikan gong yang dianggap sebagai benda pusaka itu, berlangsung khidmat. Warga berdesak-desakan di tepi menuju lokasi pemandian gong itu. Mereka berdiri berjajar di tepi jalan yang sudah diberi pagar sebelumnya, hingga mereka tidak dapat masuk ke lokasi pemandian gong. Sejumlah anak bahkan menangis karena terjepit di antara ribuan orang dewasa lainnya. Mereka akhirnya terpaksa dikeluarkan dari kerumunan oleh petugas dan orangtuanya masing-masing. Ritual jamasan itu dimulai sesaat setelah sesepuh setempat membacakan doa-doa. Rombongan lalu membawa gong yang akan dijamas itu ke menara lokasi pemandian tersebut. Setelah selesai dibacakan doa-doa lagi di atas menara, air bekas siraman itu lansung disiramkan ke warga. Sejumlah pengunjung bahkan ada yang nekat naik ke atas menara demi mendapatkan sisa air siraman itu, namun petugas mencegahnya. Akhirnya, mereka berdiri di bawah menara, berharap mendapatkan air bekas siraman tersebut. Warga kembali berebut setelah air siraman itu habis. Mereka berebut dua gunungan yang berisi hasil bumi dan jajanan pasar. Warga juga percaya, hasil bumi dan jajanan pasar itu mengandung berkah. Kegiatan itu selain ditonton ribuan warga, juga dihadiri muspida Kabupaten Blitar. Bupati Blitar, Herri Noegroho yang hadir dalam acara itu mengatakan acara ini memang sengaja digelar oleh pemerintah. "Kami sengaja lestarikan kegiatan ini, jadi tiap tahun kami selenggarakan. Selain melestarikan tradisi, kegiatan ini kami harapkan bisa menarik kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara," kata Bupati. Ia juga berharap, kegiatan ini membawa berkah, terutama pada masyarakat sekitar. Ia berharap, Kabupaten Blitar ini diberikan keberkahan, ketentraman, dijauhkan dari muisbah, dan panen lancar. (*)
Berita Terkait

Wali Kota Madiun ajak warga jaga kamtibmas pada Tahun Baru Islam
25 Juni 2025 05:20

Mensos: Hasil lelang Rolls-Royce buat renovasi rumah warga di Makassar
24 Juni 2025 11:52

Khofifah optimistis PNM Mekaar tingkatkan kesejahteraan warga Jatim
24 Juni 2025 10:21

Warga unjuk rasa di RSUD Ponorogo tuntut perbaikan dan transparansi alkes
23 Juni 2025 22:55

Seorang warga terduga teroris ditangkap Densus 88 di Kota Bima
20 Juni 2025 13:04

Kemensos pastikan kebutuhan warga terdampak erupsi Lewotobi terpenuhi
18 Juni 2025 22:45

DPR ajak warga Malang terlibat pelestarian tradisi bersih desa
18 Juni 2025 15:48